Newsletter

Bintang Hari Ini: Donald Trump

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 July 2018 05:44
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: Kevin Lim/The Straits Times via REUTERS
Namun, IHSG bisa mendapat angin segar dari harga minyak yang sedang naik. Bila kenaikan ini berlanjut, maka emiten migas dan pertambangan akan mendapatkan lebih banyak apresiasi, yang bisa berdampak kepada IHSG secara keseluruhan. 

Namun, kenaikan harga minyak ini sebenarnya dipicu oleh sesuatu yang mengkhawatirkan yaitu potensi konflik AS-Iran. Seperti diketahui, AS sudah keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran dan kemungkinan akan menjatuhkan sanksi bagi Teheran. Iran pun semakin lama semakin keras menghadapi ancaman AS. 

"Tuan Trump, tolong jangan bermain-main dengan ekor singa karena hanya akan membawa penyesalan. AS harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran adalah biangnya damai, sementara peperangan dengan Iran adalah biangnya perang," tegas Hassan Rouhani, Presiden Iran, dalam acara pembekalan kepada para diplomat, dikutip dari Reuters. 

Apabila situasi Timur Tengah sampai memanas (mudah-mudahan jangan sampai), maka pasokan minyak dunia akan terhambat karena kawasan tersebut merupakan penghasil utama si emas hitam. Sebab, Iran mengancam akan memblokade jalur ekspor minyak dari kawasan Teluk bila AS sampai menerapkan sanksi. Persepsi penurunan pasokan ini kemudian menyebabkan kenaikan harga. 

Namun, kenaikan harga ini masih rentan terkoreksi karena beberapa faktor. Pertama, pelabuhan utama di Libya siap untuk dibuka kembali. Sebelumnya, terjadi kisruh politik di negara tersebut yang mengakibatkan ditutupnya sejumlah pelabuhan ekspor utama yang dikuasai kelompok separatis Libyan National Army (LNA).  

Kedua, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) melaporkan peningkatan produksi sebesar 173.000 barel per hari (bph) menjadi 32,3 juta bph, pada Juni 2018. Jumlah itu merupakan yang tertinggi sejak akhir 2016. 

Ketiga, produksi minyak mentah mingguan AS mencapai 11 juta bph, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Nilai ini sekarang hanya berjarak tipis dari produsen minyak terbesar dunia yaitu Rusia yang mampu memproduksi minyak hingga 11,2 juta bph. 

Keempat, 900 pekerja tambahan di kilang minyak Norwegia kini ikut melakukan mogok kerja, bergabung dengan sekitar 700 orang yang sudah melakukan protes sejak dua pekan lalu. Penyebabnya pihak perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan kenaikan gaji dan uang pensiun. 

Mogok kerja ini sejatinya belum berdampak signifikan pada produksi minyak Norwegia. Namun kemungkinan pembatalan kontrak dari beberapa perusahaan pengeboran akan terbuka lebar jika kisruh ini berlangsung selama sebulan atau lebih. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular