Newsletter

Rupiah dan Harga Minyak Jadi Risiko Buat IHSG

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2018 05:14
Pidato Powell dan Kinerja Emiten Angkat Wall Street
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Dari Wall Street, tiga indeks utama berhasil bangkit dari koreksi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,22%, S&P 500 menguat 0,4%, dan Nasdaq bertambah 0,63%. 

Positifnya kinerja Wall Street disebabkan oleh pemaparan Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di depan Senat AS. Powell tidak memberikan banyak kejutan, dia hanya mengulangi hal-hal yang pernah disampaikannya dalam beberapa kesempatan. 

"Dengan kebijakan moneter yang tepat, pasar tenaga kerja akan tetap kuat dan inflasi terkendali di kisaran 2% dalam beberapa tahun ke depan. Kami percaya bahwa saat ini kebijakan yang terbaik adalah menaikkan suku bunga acuan secara gradual," kata Powell dalam paparannya, dikutip dari Reuters. 

Bagi pelaku pasar, pernyataan Powell tidak menawarkan hal yang baru. The Fed tetap diperkirakan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi, atau empat kali sepanjang 2018. Pembacaan ini sudah terjadi sejak pertengahan Juni. 

"Pernyataannya bahwa pasar tenaga kerja kuat, inflasi berada dekat di 2%, bagi saya itu berarti dua kali kenaikan (suku bunga acuan) lagi untuk tahun ini. Tidak ada kejutan," ujar Peter Cecchini, Chief Market Strategist di Cantor Fitzgerald yang berbasis di New York, mengutip Reuters. 

Tidak hanya bagi pelaku pasar, para senator pun sepertinya bosan mendengar penjelasan Powell yang terus-menerus sama. Bahkan salah satu senator menegaskan bahwa kehadiran Powell membuat The Fed menjadi membosankan. 

Namun bagi pasar saham, pidato Powell yang membosankan justru menjadi stimulus. Andai saja Powell memberi petunjuk bahwa bank sentral bakal lebih agresif dalam menaikkan suku bunga, maka Wall Street kemungkinan besar ditutup merah.

Sebab, saham adalah instrumen yang bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah. Berbeda dengan instrumen berpendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi, yang semakin seksi dalam situasi suku bunga tinggi. 

Selain itu, kinerja Wall Street juga didukung oleh laporan keuangan emiten yang solid. Johnson & Johnson melaporkan laba pada kuartal II-2018 sebesar US$ 3,95 miliar. Naik 3,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu US$ 3,83 miliar. Saham emiten farmasi dan produk-produk kesehatan ini naik 3,54%.

Namun saham Goldman Sachs turun tipis 0,18% meski laporan keuangan mereka kinclong. Pada kuartal II-2018, laba perusahaan keuangan ini mencapai US$ 2,3 miliar atau tumbuh signifikan 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular