
Update Polling CNBC Indonesia
Konsensus: Neraca Dagang Juni Diramal Surplus US$ 579,5 Juta
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 July 2018 15:06

- Menambah proyeksi terbaru dari satu institusi
Fitri, aliran impor mulai turun sehingga membantu neraca perdagangan menuju teritori positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional periode Juni 2018 pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% year-on-year (YoY) sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Institusi | Pertumbuhan Ekspor (% YoY) | Pertumbuhan Impor (% YoY) | Neraca Perdagangan (US$ Juta) |
CIMB Niaga | 12.5 | 28 | 300 |
BCA | 36.2 | 56.1 | 279 |
Bank Danamon | 2.6 | 17.5 | 220 |
Danareksa | 16.38 | 30.17 | 559 |
ING | -5 | -3.2 | 1,400 |
Maybank Indonesia | 22 | 32.63 | 968 |
Trimegah | 18.67 | 32.4 | 600 |
Bank Permata | 33.75 | 46.03 | 1,007 |
Standard Chartered | 14.9 | 23.9 | 1,014 |
Moody's Analytics | - | - | -1,070 |
MEDIAN | 16.38 | 30.17 | 579.5 |
Sebagai informasi, pertumbuhan ekpor pada bulan sebelumnya adalah 12,74% YoY dan impor tumbuh 28,12% YoY. Kala itu, neraca perdagangan membukukan defisit cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan neraca perdagangan surplus pada bulan lalu. Bahkan surplusnya bisa lumayan besar yaitu di kisaran US$ 1 miliar.
"Data terakhir, neraca perdagangan Juni bisa (surplus) lebih dari US$ 900 juta. Tapi bahkan bisa lebih dari US$ 1 miliar," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, belum lama ini.
Perry menambahkan, surplus tersebut didukung oleh laju penurunan impor. Sebab, periode Ramadan-Idul Fitri sudah selesai pada pertengahan Juni dan selepas itu impor sudah tidak terlalu deras.
"Beberapa bulan terakhir impor cukup kuat karena ada beberapa hal terkait impor alat-alat strategis, kebutuhan infrastruktur, dan impor bahan makanan karena menjelang lebaran. Namun sudah mereda. Dengan mulai meredanya itu neraca perdagangan akan kembali surplus," jelas Perry.
Namun masih ada risiko neraca perdagangan Juni kembali defisit meski tidak sedalam Mei. Menurut kajian Moody's Analytics, neraca perdagangan diperkirakan defisit di kisaran US$ 1 miliar.
"Harga minyak yang tinggi bisa membuat neraca perdagangan membukukan defisit yang masih cukup besar," sebut riset Moody's.
![]() |
Indonesia merupakan negara net impotir migas. impor migas Indonesia pada Januari-Mei 2018 mencapai US$ 11,88 miliar. Naik 18,58% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan harga minyak tentu akan membuat impor migas membengkak. Pembengkakan impor migas hasilnya adalah defisit neraca perdagangan.
Di sisi lain, kinerja ekspor belum bisa terlalu diharapkan. Sebab, harga komoditas andalan ekspor Indonesia yaitu minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok 4,63% sepanjang Juni.
![]() |
"Ekspor CPO masih akan menjadi pemberat neraca perdagangan. Harga CPO yang rendah bisa berpengaruh besar," tulis kajian Moody's.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru) Next Article Konsensus: Neraca Perdagangan Maret Defisit US$ 69,5 Juta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular