Newsletter

Banyak Sentimen Positif, Sayang Kalau Tidak Memborong

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 July 2018 05:24
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah faktor. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang kinclong. Ini diharapkan bisa menular ke Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua, pelaku pasar juga perlu mencermati perkembangan isu utama akhir-akhir ini yaitu perang dagang. Namun sepertinya sekarang mulai mengarah ke perbaikan. 

Steve Mnuchin, Menteri Keuangan AS, mengatakan Washington siap kembali membuka negosiasi perdagangan dengan China. Syaratnya, Negeri Tirai Bambu harus melakukan perubahan struktural dalam perekonomiannya. 

"Apabila China berkomitmen melakukan perubahan struktural, maka pemerintah siap setiap saat untuk berdiskusi," ujarnya, mengutip Reuters. 

Menjawab pernyataan mengenai bea masuk, Mengenai tidak memberikan penyataan tegas. Dia hanya menyebutkan pemerintah AS terus mengkaji dampak dari penerapan bea masuk. 

"Kami memonitor dampak negatif dari bea masuk dengan seksama. Kami terus melakukan itu," kata Mnuchin.  

Pernyataan Mnuchin mengandung makna bahwa AS menyadari bahwa ada konsekuensi negatif yang harus ditanggung kala menerapkan bea masuk bagi produk-produk China. Jika mudarat ini dinilai lebih besar ketimbang manfaatnya, maka bukan tidak mungkin Trump berpikir ulang dan membatalkan rencananya. 

Isu perang dagang yang semakin mereda bisa menjadi katalis penguatan bursa saham Asia, termasuk IHSG. Seperti kemarin, diharapkan meredanya isu perang dagang mampu mendongkrak kinerja bursa saham Benua Kuning. 

Ketiga adalah harga minyak, di mana untuk jenis brent menguat signifikan lebih dari 1%. Penyebabnya adalah laporan Internasional Energi Agency (IEA) yang menyatakan cadangan minyak dunia bisa terpakai sampai ke batas maksimal karena penurunan pasokan di beberapa negara. 

"Memang terdapat kenaikan produksi di negara-negara Timur Tengah dan Rusia. Namun pada saat yang sama, cadangan minyak dunia bisa tertarik sampai ke batas maksimalnya. Kerentanan ini dapat mempengaruhi harga minyak," sebut laporan IEA. 

Beberapa negara memang tengah mengalami hambatan produksi minyak. Kanada tengah dihadapkan pada kerusakan fasilitas milik Syncrude yang memproduksi sekitar 350.000 barel/hari. Di Libya, produksi minyak turun 50% dalam 5 bulan terakhir menjadi 527.000 barel/hari karena dua pelabuhan utama yang tidak beroperasi setelah dikuasai kelompok separatis National Libyan Army. 

Di Venezuela, produksi si emas hitam turun draastis karena krisis ekonomi-sosial-politik. Caracas juga di ambang penerapan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat setelah Presiden Nicolas Maduro kembali terpilih dalam pemilu beberapa waktu lalu. Padahal Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar dunia. 

Kenaikan harga minyak bisa berdampak positif kepada IHSG. Biasanya emiten migas dan pertambangan lebih mendapat apresiasi kala harga minyak naik. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular