Newsletter

BI dan Pemerintah Beri Jalan, Mampukah IHSG Kembali Hijau?

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 July 2018 06:04
Pepsi dan Minyak Angkat Wall Street
Foto: CNBC.com
Dari Wall Street, tiga indeks utama masih melanjutkan reli. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,58%, S&P 500 menguat 0,35%, dan Nasdaq bertambah 0,09%.  

Laju Wall Street didukung oleh kinerja emiten yang solid. Pepsi telah melaporkan kinerjanya, dan lebih baik ketimbang proyeksi pasar. 

Laba per saham (Earnings Per Share/EPS) Pepsi pada kuartal II-2018 tercatat US$ 1,61 sementara konsensus pasar berada di US$ 1,52. Pendapatan bersih adalah US$ 16,09 miliar, tumbuh 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini mendapat apresiasi investor sehingga saham Pepsi melesat 4,76%. 

Kinerja Pepsi yang kinclong membuat investor optimistis terhadap konsumsi masyarakat Negeri Paman Sam. Indeks sektor barang konsumsi non siklikal di DJIA pun melonjak dengan penguatan sampai 1,52%. 

Selain kinerja emiten, penguatan Wall Street juga didorong kenaikan harga minyak. Kekhawatiran berkurangnya pasokan dari sejumlah negara masih menjadi sentimen yang mendongrak harga si emas hitam. 

Di AS, American Petroleum Association (API) melaporkan cadangan minyak Negeri Adidaya turun 6,8 juta barel pada pekan lalu menjadi 410,1 juta barel. Penurunan ini lebih tajam dibandingkan perkiraan pasar yaitu 4,5 juta barel. Penyebabnya masih penurunan pasokan dari fasilitas milik Syncrude di Kanada yang belum bisa beroperasi. 

Pasokan minyak dari Norwegia juga berpotensi turun karena mogok pekerja di pengeboran lepas pantai. Shell terpaksa menutup satu lapangannya di Knarr. Para pekerja menuntut kenaikan gaji dan hak-hak pensiun. 

Kemudian, instabilitas di Libya juga menyebabkan produksi minyak negara tersebut turun drastis. Dalam lima bulan terakhir, produksi minyak Libya turun 50% menjadi 527.000 barel/hari. Penyebabnya adalah ditutupnya dua pelabuhan utama yaitu Ras Lanuf dan Es Sider yang dikuasai kelompok separatis Libyan National Army (LNA). 

Akibat persepsi penurunan pasokan, harga minyak pun terkerek ke atas. Ini menjadi sentimen positif bagi saham-saham migas seperti Exxon (+0,92) dan Chevron (1,27%). 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular