Newsletter

Hantu Perang Dagang Belum Mau Pulang

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 July 2018 05:47
Di Wall Street, Angin Segar AS-Eropa Terkikis Risalah Rapat The Fed
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Dari Wall Street, tiga indeks utama menguat lumayan signifikan setelah libur Hari Kemerdekaan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,75%, S&P 500 bertambah 0,86%, dan Nasdaq surplus 1,23%. 

Laju Wall Street didukung oleh itikad baik dari Uni Eropa untuk mencegah perang dagang dalam skala yang besar dengan AS. Para pejabat Eropa kini sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pembicaraan tentang kesepakatan pemotongan tarif bea masuk antar eksportir mobil terbesar dunia, termasuk dengan pabrikan mobil asal AS. 

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pihaknya akan menurunkan tarif bea masuk untuk mobil impor dari AS. Namun itu memang baru posisi Jerman, belum Uni Eropa secara keseluruhan. 

"Untuk negosiasi atas nama Uni Eropa membutuhkan posisi bersama. Kami masih membahasnya," ujar Merkel, dikutip dari Reuters. 

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengancam akan menerapkan bea masuk sebesar 20% bagi mobil-mobil asal Uni Eropa jika bea masuk atas mobil asal AS tak dihapuskan. Sebagai catatan, Uni Eropa saat ini mengenakan bea masuk sebesar 10% atas impor mobil penumpang, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif 2,5% yang dikenakan oleh AS. 

Setelah diangkat oleh perkembangan perdagangan AS-Eropa, Wall Street agak terpeleset saat pengumuman risalah rapat (minutes of meeting) Federal Open Market Committe (FOMC) edisi Juni 2018. Risalah tersebut semakin mengonfirmasi keyakinan bahwa The Federal Reserve akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

"Nantinya, akan tepat jika mengubah pernyataan yang merujuk kepada kebijakan akomodatif. Kenaikan suku bunga secara gradual akan membawa kebijakan moneter berada di tingkat di atas netral pada tahun depan," sebut risalah itu. 

Kenaikan suku bunga secara agresif yang semakin nyata tidak menguntungkan bagi pasar saham. Sebab, saham adalah instrumen yang bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular