
Newsletter
Perang Dagang Bikin Tegang
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 July 2018 05:40

Situasi eksternal sebenarnya juga sedang kondusif sehingga membantu penguatan IHSG kemarin. Untuk menggenjot konsumsi dan mengurangi ketimpangan, parlemen China telah menerbitkan draf undang-undang pemotongan pajak yang akan mengurangi pajak penghasilan. Dalam draf tersebut, batas atas bagi tiga tarif pajak penghasilan terendah (3%,10%, dan 20%) akan dinaikkan.
Batas atas penghasilan untuk masyarakat yang membayar pajak penghasilan senilai 20% dinaikkan hingga hampir tiga kali lipat, dari US$ 16.000 menjadi US$ 45.000. Sementara itu, tingkat Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dinaikkan dari US$ 6.300 menjadi US$ 9.000.
Dengar pendapat mengenai kebijakan ini akan digelar hingga 28 Juli mendatang. Sementara penerapannya diharapkan mulai efektif pada Oktober.
Lebih lanjut, sentimen positif juga datang dari kebijakan pemerintahan AS yang memperbolehkan ZTE, produsen ponsel pintar dan peralatan jaringan asal Negeri Tirai Bambu, untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan guna memelihara jaringan dan peralatannya di Negeri Paman Sam. Pelonggaran ini akan diberikan bagi ZTE sampai dengan 1 Agustus mendatang.
Tidak hanya dari Asia, sentimen positif juga datang dari Eropa. Para pejabat Eropa sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pembicaraan tentang kesepakatan pemotongan tarif di antara eksportir mobil terbesar dunia untuk mencegah perang dagang besar-besaran dengan AS, menurut Financial Times (FT) yang mengutip para diplomat yang mengetahui isu tersebut. Usulan rencana tersebut sedang diteliti oleh para pejabat di Brussel, pusat administrasi Uni Eropa, menjelang pertemuan antara Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden AS Donald Trump di Washington bulan ini.
Saat ini Komisi Eropa sedang mempelajari apakah layak untuk menegosiasikan kesepakatan dengan eksportir mobil besar lainnya, seperti AS, Korea Selatan, dan Jepang. Langkah itu diharapkan dapat mengatasi keluhan Trump yang mengatakan bahwa sektor AS diperlakukan tidak adil.
Sebelumnya, Trump mengancam untuk menerapkan tarif 20% pada semua impor mobil dari Uni Eropa, yang menyebabkan saham pembuat mobil di wilayah itu turun. Dia kemudian mengatakan jika Uni Eropa tidak menghapus bea masuk atas mobil AS, maka AS tidak akan memiliki pilihan selain bertindak. Uni Eropa saat ini mengenakan tarif 10% atas impor mobil penumpang dibandingkan dengan tarif 2,5% yang dikenakan oleh AS.
Namun, di tengah deretan sentimen positif tersebut, investor sebenarnya masih dibuat ketar-ketir oleh bea masuk baru untuk produk asal China yang akan mulai diberlakukan oleh AS pada 6 Juli. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS, juga akan mulai berlaku esok hari.
Mulai besok, AS akan menerapkan bea masuk sebesar 25% terhadap 818 produk China. Sementara China membalas dengan pengenaan bea masuk 25% kepada 659 produk AS. Ronde lanjutan dari perang dagang akan dimulai kembali dan siap membuat pasar menegang.
(aji/aji)
Batas atas penghasilan untuk masyarakat yang membayar pajak penghasilan senilai 20% dinaikkan hingga hampir tiga kali lipat, dari US$ 16.000 menjadi US$ 45.000. Sementara itu, tingkat Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dinaikkan dari US$ 6.300 menjadi US$ 9.000.
Dengar pendapat mengenai kebijakan ini akan digelar hingga 28 Juli mendatang. Sementara penerapannya diharapkan mulai efektif pada Oktober.
Lebih lanjut, sentimen positif juga datang dari kebijakan pemerintahan AS yang memperbolehkan ZTE, produsen ponsel pintar dan peralatan jaringan asal Negeri Tirai Bambu, untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan guna memelihara jaringan dan peralatannya di Negeri Paman Sam. Pelonggaran ini akan diberikan bagi ZTE sampai dengan 1 Agustus mendatang.
Tidak hanya dari Asia, sentimen positif juga datang dari Eropa. Para pejabat Eropa sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pembicaraan tentang kesepakatan pemotongan tarif di antara eksportir mobil terbesar dunia untuk mencegah perang dagang besar-besaran dengan AS, menurut Financial Times (FT) yang mengutip para diplomat yang mengetahui isu tersebut. Usulan rencana tersebut sedang diteliti oleh para pejabat di Brussel, pusat administrasi Uni Eropa, menjelang pertemuan antara Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden AS Donald Trump di Washington bulan ini.
Saat ini Komisi Eropa sedang mempelajari apakah layak untuk menegosiasikan kesepakatan dengan eksportir mobil besar lainnya, seperti AS, Korea Selatan, dan Jepang. Langkah itu diharapkan dapat mengatasi keluhan Trump yang mengatakan bahwa sektor AS diperlakukan tidak adil.
Sebelumnya, Trump mengancam untuk menerapkan tarif 20% pada semua impor mobil dari Uni Eropa, yang menyebabkan saham pembuat mobil di wilayah itu turun. Dia kemudian mengatakan jika Uni Eropa tidak menghapus bea masuk atas mobil AS, maka AS tidak akan memiliki pilihan selain bertindak. Uni Eropa saat ini mengenakan tarif 10% atas impor mobil penumpang dibandingkan dengan tarif 2,5% yang dikenakan oleh AS.
Namun, di tengah deretan sentimen positif tersebut, investor sebenarnya masih dibuat ketar-ketir oleh bea masuk baru untuk produk asal China yang akan mulai diberlakukan oleh AS pada 6 Juli. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS, juga akan mulai berlaku esok hari.
Mulai besok, AS akan menerapkan bea masuk sebesar 25% terhadap 818 produk China. Sementara China membalas dengan pengenaan bea masuk 25% kepada 659 produk AS. Ronde lanjutan dari perang dagang akan dimulai kembali dan siap membuat pasar menegang.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular