Newsletter

IHSG di Antara Perang Dagang, Harga Minyak, dan Rupiah

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 July 2018 05:34
Saham Teknologi dan Perang Dagang Bebani Wall Street
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Dari Wall Street, tiga indeks utama terpeleset ke jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,54%, S&P 500 berkurang 0,49%, dan Nasdaq terpangkas 1,17%.  

Setelah kemarin menjadi penyelamat, hari ini saham-saham teknologi justru menjadi biang kerok koreksi di Wall Street. Saham Facebook amblas 2,35% sementara Apple melemah 1,74%. 

Washington Post melaporkan penyelidikan perihal kebocoran data Facebook akan diperluas dan melibatkan lebih banyak instansi pemerintah. Kini tidak Kementerian Kehakiman, tetapi Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI), otoritas pengawas pasar modal (Securities and Exchange Commission/SEC), dan Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC) 'mengeroyok' Facebook. Perkembangan ini membuat investor cemas dan melepas saham perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg tersebut. 

Sementara saham Apple terimbas dampak China Mobile. Apple telah bermitra dengan China Mobile sejak 2013. Status China Mobile yang di ujung tanduk tentu mengancam penjualan Apple di Negeri Tirai Bambu. 

Selain itu, cerita Asia juga terulang di Wall Street yaitu kekhawatiran terhadap perang dagang. Isu ini sangat dinamis dan setiap perkembangannya sukses membuat pelaku pasar grogi. 

"Dalam jangka pendek, sebenarnya fundamental perusahaan cukup solid dan perekonomian juga bagus. Namun perang dagang masih menyelimuti dan banyak ketidakpastian. Sampai ada kejelasan, sulit membuat investor untuk kembali masuk ke pasar saham," tutur Brant Houston, Direktur Pelaksana CIBC Private Health Managemen, seperti dikutip Reuters. 

Ditambah lagi hari ini Wall Street hanya buka setengah hari karena AS bersiap untuk menyambut perayaan Hari Kemerdekaan. Transaksi menjadi terbatas dan investor cenderung wait and see.  

Salah satu yang dinantikan investor adalah rilis data ketenagakerjaan AS periode Juni 2018 dijadwalkan keluar akhir pekan ini. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan angka pengangguran sebesar 3,8%, tidak berubah dibandingkan posisi Mei. 

Data ketenagakerjaan ini akan menjadi salah satu pertimbangan bagi The Federal Reserve/The Fed untuk menentukan arah kebijakan moneter. Bila pasar tenaga kerja membaik, maka investor akan semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara lebih agresif. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular