Polling CNBC Indonesia
Dolar AS Tembus Rp 14.100, Perlukah BI Naikkan Bunga?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 May 2018 12:21

Juniman, Ekonom Maybank, adalah yang memperkirakan kenaikan suku bunga bulan ini. Menurutnya, situasi global sangat menantang sehingga bisa berdampak negatif terhadap perekonomian domestik. Oleh karena itu, BI dipandang perlu membatasi agar risiko tidak melebar (containing risk) dengan cara menaikkan suku bunga acuan.
"Ada potensi tantangan perekonomian global masih besar, dan berpotensi mendistrupsi kinerja domestik. BI tentu ingin agar stabilitas makroekonomi terjaga," sebut Juniman.
Tantangan dari sisi global, lanjut Juniman, utamanya adalah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin nyata. Angka pengangguran AS periode April 2018 tercatat 3,9%, terendah dalam 18 tahun terakhir. Sementara laju inflasi yang diukur dari core personal consumption expenditure sudah mencapai 1,9%, sudah mendekati target The Federal Reserve/The Fed yaitu 2%.
"Oleh karena itu, kami perkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan depan," ujar Juniman.
Kenaikan suku bunga acuan di AS membuat mata uang Negeri Paman Sam menguat. Akibatnya, rupiah pun tertekan dan hari ini sudah menembus level Rp 14.100/US$, terlemah sejak 2015.
Depresiasi rupiah menjadi risiko besar bagi perekonomian domestik. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga acuan diperlukan agar risiko tidak semakin menyebar.
Jadi, bagaimana BI?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Ada potensi tantangan perekonomian global masih besar, dan berpotensi mendistrupsi kinerja domestik. BI tentu ingin agar stabilitas makroekonomi terjaga," sebut Juniman.
Tantangan dari sisi global, lanjut Juniman, utamanya adalah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin nyata. Angka pengangguran AS periode April 2018 tercatat 3,9%, terendah dalam 18 tahun terakhir. Sementara laju inflasi yang diukur dari core personal consumption expenditure sudah mencapai 1,9%, sudah mendekati target The Federal Reserve/The Fed yaitu 2%.
"Oleh karena itu, kami perkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan depan," ujar Juniman.
Kenaikan suku bunga acuan di AS membuat mata uang Negeri Paman Sam menguat. Akibatnya, rupiah pun tertekan dan hari ini sudah menembus level Rp 14.100/US$, terlemah sejak 2015.
Depresiasi rupiah menjadi risiko besar bagi perekonomian domestik. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga acuan diperlukan agar risiko tidak semakin menyebar.
Jadi, bagaimana BI?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular