
Data dan Fakta! Rupiah Sering Keok Usai BI Rate Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya Bank Indonesia (BI) memperbaiki nilai tukar rupiah melalui kenaikan suku bunga belum berhasil. Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Merujuk data Refinitiv, nilai tukar rupiah melemah pada Kamis (25/4/2024) pukul 10.10 WIB ada di posisi Rp 16.205 per US$1. Rupiah melemah 0,34% terhadap dolar AS.
Pelemahan rupiah ini terjadi sehari setelah BI mengerek suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6,25%.
Gubernur BI Perry Warjiyo pada konferensi pers Rabu (24/4/2024) menjelaskakn kenaikan BI rate dimaksudkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkahpre-emptive danforward looking.
BI bukan kali pertama mengerek suku bunga demi menjaga rupiah. Pada Oktober 2023 lalu, BI juga mengerek suku bunga dengan alasan menjaga rupiah. Nyatanya, rupiah masih melemah.
Sebagai catatan, BI memberlakukan kebijakan ketat sejak Agustus 2022 di tengah lonjakan inflasi akibat harga BBM, dampak perang, serta pelemahan rupiah.
BI mulai mengerem kenaikan dengan menahan suku bunga di level 5,75% pada Januari 2023 hingga September 2023 sejalan dengna melandainya inflasi.
Namun, saat inflasi melandaipun BI memberlakukan kembali kebijakan ketat pada Oktober 2023 dengan mengerek suku bunga. Alasannya adalah menjaga rupiah.
Sepanjang Agustus 2022 hingga April 2024, BI sudah mengerek suku bunga sebanyak delapan kali. Dalam delapan kali kenaikan tersebut, rupiah hanya naik sekali sehari setelahnya. Sebaliknya, rupiah cenderung melemah sehari setelah BI rate naik dalam tujuh kali kenaikan lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]