
Newsletter
Sejenak Mencermati Arah Kebijakan Moneter
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 April 2018 07:24

Dari New York, pelaku pasar terlihat masih mempertahankan posisinya di Wall Street meski Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi tipis, sebesar 0,14%, ke 24.748,07. Indeks S&P 500 masih menguat dengan kenaikan sebesar 0,08%, sedangkan Nasdaq naik 0,19%.
Koreksi Dow Jones, yang berisikan 30 saham terbesar di AS, terjadi menyusul tekanan yang menimpa saham IBM sebesar 7,5% akibat kekecewaan pelaku pasar karena laba bersih yang dibukukan tahun lalu dibantu oleh manfaat pajak yang bersifat sekali (one time gain).
Secara umum, emiten-emiten di AS terutama yang bergerak di sektor teknologi masih membukukan kinerja positif, sehingga indeks Nasdaq masih bertahan di jalur hijau.
Menurut data Thomson Reuters, sebanyak 79% dari 500 perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P pada tahun lalu membukukan kinerja positif dengan catatan laba bersih melampaui ekspektasi. Sementara itu, 83% lainnya mampu mencatat penjualan di atas ekspektasi pasar.
Sentimen fundamental tersebut mampu menjaga Wall Street dari koreksi lebih besar di tengah kekhawatiran yang mengemuka menyusul posting twit Presiden AS Trump yang menegaskan keengganannya untuk bergabung kembali dalam negosiasi blok dagang Trans-Pacific Partnership (TPP). Padahal, kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke AS yang kini tengah berlangsung diharapkan dapat membujuk Trump untuk kembali bergabung.
“Sementara Jepang dan Korea Selatan menginginkan kita (AS) untuk kembali ke TPP, saya tak menyukai kesepakatan tersebut untuk AS. Terlalu banyak kemungkinan dan mustahil untuk keluar (dari TPP) jika hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Perjanjian bilateral jauh lebih efisien, menguntungkan, dan lebih baik bagi pekerja kita. Lihatlah betapa buruknya WTO kepada AS,” cuit Trump dalam akun Twitter @realDonaldTrump.
Masih enggannya Trump untuk kembali bergabung dalam negosiasi TPP menandakan bahwa stance mantan taipan properti tersebut dalam hal perdagangan belum melunak. Akibatnya, resolusi dengan China nampak makin sulit untuk dicapai, setidaknya dalam waktu dekat.
Di sisi lain negara berekonomian terbesar kedua dunia setelah AS, yakni China resmi memberlakukan bea masuk senilai 179% atas ekspor sorgum asal AS. Sorgum merupakan bahan baku dari minuman keras yang sangat populer di China. Sepanjang tahun lalu, ekspor sorgum AS ke China mencapai hampir US$1 miliar. Asal tahu saja, China merupakan pembeli terbesar atas sorgum asal AS. (ags/ags)
Koreksi Dow Jones, yang berisikan 30 saham terbesar di AS, terjadi menyusul tekanan yang menimpa saham IBM sebesar 7,5% akibat kekecewaan pelaku pasar karena laba bersih yang dibukukan tahun lalu dibantu oleh manfaat pajak yang bersifat sekali (one time gain).
Secara umum, emiten-emiten di AS terutama yang bergerak di sektor teknologi masih membukukan kinerja positif, sehingga indeks Nasdaq masih bertahan di jalur hijau.
Menurut data Thomson Reuters, sebanyak 79% dari 500 perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P pada tahun lalu membukukan kinerja positif dengan catatan laba bersih melampaui ekspektasi. Sementara itu, 83% lainnya mampu mencatat penjualan di atas ekspektasi pasar.
Sentimen fundamental tersebut mampu menjaga Wall Street dari koreksi lebih besar di tengah kekhawatiran yang mengemuka menyusul posting twit Presiden AS Trump yang menegaskan keengganannya untuk bergabung kembali dalam negosiasi blok dagang Trans-Pacific Partnership (TPP). Padahal, kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke AS yang kini tengah berlangsung diharapkan dapat membujuk Trump untuk kembali bergabung.
“Sementara Jepang dan Korea Selatan menginginkan kita (AS) untuk kembali ke TPP, saya tak menyukai kesepakatan tersebut untuk AS. Terlalu banyak kemungkinan dan mustahil untuk keluar (dari TPP) jika hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Perjanjian bilateral jauh lebih efisien, menguntungkan, dan lebih baik bagi pekerja kita. Lihatlah betapa buruknya WTO kepada AS,” cuit Trump dalam akun Twitter @realDonaldTrump.
Masih enggannya Trump untuk kembali bergabung dalam negosiasi TPP menandakan bahwa stance mantan taipan properti tersebut dalam hal perdagangan belum melunak. Akibatnya, resolusi dengan China nampak makin sulit untuk dicapai, setidaknya dalam waktu dekat.
Di sisi lain negara berekonomian terbesar kedua dunia setelah AS, yakni China resmi memberlakukan bea masuk senilai 179% atas ekspor sorgum asal AS. Sorgum merupakan bahan baku dari minuman keras yang sangat populer di China. Sepanjang tahun lalu, ekspor sorgum AS ke China mencapai hampir US$1 miliar. Asal tahu saja, China merupakan pembeli terbesar atas sorgum asal AS. (ags/ags)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular