
Polling CNBC Indonesia
Konsensus Pasar: Suku Bunga Acuan Diramal Bertahan 4,25%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 April 2018 10:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini. Permintaan domestik yang masih terbatas membuat BI masih bertahan dengan sikap (stance) netral dalam kebijakan moneter.
BI melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 April 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menyebutkan kemungkinan besar BI masih akan menahan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate di 4,25%.
Dari 15 ekonom dan analis, seluruhnya memperkirakan BI 7 days reverse repo rate belum berubah. Bila terwujud, maka suku bunga acuan tidak berubah sejak September 2017.
Eugenia Victorino Fabon, Ekonom ANZ, menilai sebenarnya permintaan domestik sudah mulai tumbuh. Ini terlihat dari impor yang tumbuh kencang, yang merupakan pertanda investasi akan tumbuh karena impor didominasi bahan baku dan barang modal.
Namun, lanjut Fabon, di sisi lain pertumbuhan permintaan masih relatif terbatas. Sinyal ini datang dari laju inflasi 2018 yang masih lambat, utamanya inflasi inti yang di bawah 3%.
"Dengan perkembangan ini, BI punya ruang untuk mempertahankan stance netral. Suku bunga acuan pun kami perkirakan tetap sampai akhir 2018," sebutnya.
Juniman, Ekonom Maybank, juga memperkirakan BI 7 days repo rate masih ditahan dalam RDG bulan ini. Pasalnya, perekonomian domestik masih perlu dorongan stimulus moneter.
Pada kuartal I-2018, Maybank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,13%. Masih cukup jauh dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu 5,4%.
Nilai tukar rupiah, tambah Juniman, juga relatif stabil sehingga belum memerlukan bantuan kenaikan suku bunga. Arus modal asing sejauh ini hanya keluar di pasar saham, sementara investor asing justru terus menambah kepemilikannya di Surat Berharga Negara (SBN).
"Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dan untuk menjaga stabilitas makroekonomi serta momentum pertumbuhan, maka kami perkirakan BI masih mempertahankan kebijakan moneter netral," sebut Juniman.
BI melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 April 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menyebutkan kemungkinan besar BI masih akan menahan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate di 4,25%.
Dari 15 ekonom dan analis, seluruhnya memperkirakan BI 7 days reverse repo rate belum berubah. Bila terwujud, maka suku bunga acuan tidak berubah sejak September 2017.
Institusi | BI 7 Days Reverse Repo Rate (%) |
BCA | 4.25 |
Maybank | 4.25 |
Bank Danamon | 4.25 |
Moody's | 4.25 |
Standard Chartered | 4.25 |
ANZ | 4.25 |
Danareksa | 4.25 |
Nomura | 4.25 |
UOB | 4.25 |
ING | 4.25 |
BNP Paribas | 4.25 |
Bank Permata | 4.25 |
Mirae Asset | 4.25 |
CIMB Niaga | 4.25 |
BTN | 4.25 |
Eugenia Victorino Fabon, Ekonom ANZ, menilai sebenarnya permintaan domestik sudah mulai tumbuh. Ini terlihat dari impor yang tumbuh kencang, yang merupakan pertanda investasi akan tumbuh karena impor didominasi bahan baku dan barang modal.
Namun, lanjut Fabon, di sisi lain pertumbuhan permintaan masih relatif terbatas. Sinyal ini datang dari laju inflasi 2018 yang masih lambat, utamanya inflasi inti yang di bawah 3%.
"Dengan perkembangan ini, BI punya ruang untuk mempertahankan stance netral. Suku bunga acuan pun kami perkirakan tetap sampai akhir 2018," sebutnya.
Juniman, Ekonom Maybank, juga memperkirakan BI 7 days repo rate masih ditahan dalam RDG bulan ini. Pasalnya, perekonomian domestik masih perlu dorongan stimulus moneter.
Pada kuartal I-2018, Maybank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,13%. Masih cukup jauh dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu 5,4%.
Nilai tukar rupiah, tambah Juniman, juga relatif stabil sehingga belum memerlukan bantuan kenaikan suku bunga. Arus modal asing sejauh ini hanya keluar di pasar saham, sementara investor asing justru terus menambah kepemilikannya di Surat Berharga Negara (SBN).
"Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dan untuk menjaga stabilitas makroekonomi serta momentum pertumbuhan, maka kami perkirakan BI masih mempertahankan kebijakan moneter netral," sebut Juniman.
Next Page
Defisit Transaksi Berjalan Masih Sehat
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular