
Newsletter
Perang Betulan Reda, Ancaman Perang Dagang Muncul Lagi
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
17 April 2018 05:49

- IHSG menguat 0,26% pada perdagangan kemarin.
- Bursa Asia bergerak variatif.
- Wall Street kembali ke zona hijau.
- Ketegangan di Suriah mereda tetapi riak perang dagang muncul kembali.
IHSG menguat 0,26% ke level 6.286,75 pada perdagangan kemarin. Namun transaksi berlangsung kurang semarak dengan nilai Rp 4,99 triliun. Volume transaksi adalah 6,71 miliar saham dengan frekuensi 336.242 kali.
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari rilis data perdagangan internasional periode Maret 2018 yang secara mengejutkan mencatatkan surplus senilai US$ 1,09 miliar. Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat tumbuh sebesar 6,14% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni pertumbuhan sebesar 0,8% YoY.
Sementara itu, impor tercatat hanya tumbuh sebesar 9,07% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yang sebesar 11,6% YoY. Surplus pada bulan Maret lantas mengakhiri rentetan defisit yang sudah terjadi sepanjang tiga bulan sebelumnya.
Dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan, surplus neraca perdagangan menjadi kejutan yang dinantikan oleh investor. Pasalnya, surplus neraca perdagangan dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah akibat adanya aliran devisa yang masuk ke dalam negeri.
Energi positif lainnya bagi penguatan IHSG juga datang dari rilis realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga akhir kuartal I. Dalam tiga bulan pertama 2018, penerimaan negara dari perpajakan mencapai Rp 262,4 triliun, atau naik 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tanpa memperhitungkan pengampunan pajak atau tax amnesty.
Defisit keseimbangan primer juga mengalami perbaikan. Pada kuartal I-2018, defisit keseimbangan primer APBN adalah Rp 17,3 triliun. Sementara dalam periode yang sama tahun sebelumnya adalah Rp 38,7 triliun. Pada kuartal I-2016 lebih parah lagi, dengan defisit mencapai Rp 90,4 triliun.
Sisi negatifnya, investor asing masih mencatatkan jual bersih senilai Rp 551,16 miliar. BBCA (Rp 249,31 miliar), INTP (83,7 miliar), ASII (Rp 77,05 miliar), PTBA (Rp 34,24 miliar), dan PGAS (Rp 30,62 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
Sementara bursa saham regional bergerak variatif. Indeks Nikkei 225 dan Kospi naik masing-masing 0,26% dan 0,1%. Namun SSEC turun 1,53%, Hang Seng terpangkas 1,6%, dan Straits Times melemah 0,12%.
Pergerakan bursa saham kemarin masih dihantui oleh ketidakpastian terkait perkembangan konflik Suriah yang melibatkan negara-negara Barat. Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis menggempur ibukota Damaskus dengan serangan udara pada akhir pekan lalu. Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengutuk serangan tersebut.
Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Negeri Beruang Merah terusik dengan tindakan AS dkk yang menghujamkan 115 misil ke Damaskus. "Tindakan seperti itu tidak bisa didiamkan tanpa konsekuensi," tegas Antonov. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan keras kepada AS dan sekutunya bahwa bila sampai ada serangan susulan ke Suriah, maka akan terjadi kekacauan.
"Presiden Putin menggarisbawahi bahwa bila tindakan yang melanggar peraturan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tersebut terus berlangsung, maka akan menyebabkan kekacauan di hubungan internasional," tegas pernyataan Kremlin, dikuitip dari Reuters.
Pemberat lainnya bagi pergerakan bursa regional datang dari pemerintahan AS yang berencana untuk meningkatkan tekanan perang dagang pada China, dengan mengancam akan memblokir investasi teknologi China di Negeri Paman Sam. Setelah lama tak ada kabarnya, nampaknya isu perang dagang AS-China kembali muncul ke permukaan.
Kementerian Perdagangan AS melarang perusahaan Negeri Paman Sam untuk mendatangkan perangkat maupun komponen telekomunikasi dari korporasi asal China, ZTE. Sanksi ini akan berlaku selama tujuh tahun ke depan.
Hukuman ini diterapkan karena ZTE melanggar peraturan dengan mengirimkan barang secara ilegal ke Iran. ZTE sendiri mengaku bersalah dalam sidang yang digelar tahun lalu di pengadilan Texas.
Next Page
Tensi Suriah Turun, Wall Street Hijau
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular