Newsletter

Simak Data Perdagangan, Realisasi APBN, Sampai Konflik Suriah

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
16 April 2018 05:51
Terkoreksi di Akhir Pekan, Wall Street Catat Penguatan Mingguan
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Dari Wall Street, tiga indeks utama mengalami koreksi pada perdagangan akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,5%, S&P 500 turun 0,29%, dan Nasdaq berkurang 0,42%. 

Akhir pekan lalu, Trump akhirnya memenuhi janji dengan melakukan gempuran ke Suriah. AS, Inggris, dan Prancis menghujani jantung ibukota Damaskus dengan 105 misil dengan tujuan melumpuhkan fasilitas pembuatan senjata kimia. 

"Misi diselesaikan," cuit Trump. 

Jika Suriah masih mengembangkan dan menggunakan senjata kimia, maka serangan susulan bukan tidak mungkin terjadi. Nikki Haley, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), menyebutkan Negeri Adidaya sudah bersiaga bila Suriah masih ngeyel. 

"Kami yakin sudah melumpuhkan fasilitas senjata kimia di Suriah. Kami juga siap untuk mempertahankan tekanan jika rezim Suriah cukup bodoh untuk menguji kekuatan kami. Jika mereka menggunakan senjata kimia lagi, maka senjata AS pun sudah bersiaga," tegasnya, seperti dikutip dari Reuters. 

Dinamika di Suriah patut mendapat perhatian, apalagi jika sekutu al-Assad sudah bereaksi. Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, menyebut serangan AS dkk tidak bisa diterima dan melanggar hukum.  

Sementara Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Negeri Beruang Merah sudah terancam dengan serangan tersebut. "Tindakan seperti itu tidak bisa didiamkan tanpa konsekuensi," tegas Antonov. 

Selain Suriah yang masih memanas, koreksi Wall Street juga disebabkan laporan keuangan emiten sektor keuangan yang dianggap kurang memuaskan. Kinerja keuangan JPMorgan Chase ternyata mengecewakan.  

Pendapatan dari investment banking turun 7%, menjadi catatan merah di laporan keuangan yang sebenarnya cukup solid. Namun catatan kecil itu berhasil membuat investor menghukum JPMorgan hingga sahamnya terkoreksi 2,71% pada perdagangan akhir pekan lalu.  

Sementara Citigroup melaporkan pendapatan bersih naik 13% pada kuartal I-2018, di atas ekspektasi pasar. Namun lagi-lagi noda hitam di bisnis investment banking (turun 10%) membuat saham Citigroup melemah 1,55% pada perdagangan akhir pekan lalu. 

Kemudian Wells Fargo juga menjadi pemberat bagi Wall Street dengan koreksi 3,4%. Penyebabnya adalah perusahaan ini dituntut membayar denda hingga US$ 1 miliar (Rp 13,75 triliun) terkait ketidakcocokan laporan di bisnis kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor. Meski laba bersih Wells Fargo naik 6%, tetapi denda yang besar tersebut menjadi noda yang disorot pelaku pasar. 

Pada akhir pekan Wall Street boleh terkoreksi, tetapi performa mingguan bursa saham New York cukup kinclong. DJIA menguat 1,79%, S&P 500 naik 1,99%, dan Nasdaq tumbuh 2,77%. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular