Newsletter

Kabar Gembira untuk Kita Semua: Perang Dagang Mereda

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 March 2018 08:25
Isu Perang Dagang Mereda, Wall Street Kembali Bergeliat
Foto: Reuters
Kabar baik datang dari New York. Dari Wall Street, tiga indeks utama mengalami penguatan signifikan.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,84%, S&P 500 menguat 2,72%, dan Nasdaq bertambah 3,26%. Wall Street membukukan kinerja terbaik sejak Januari 2015.

Seperti halnya di Asia, optimisme investor di Negeri Paman Sam pun sudah kembali. Kekhawatiran terhadap perang dagang berangsur-angsur mereda karena ternyata ada jalan keluar agar tidak terjadi ketegangan.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengesahkan aturan pengenaan bea masuk bagi lebih dari 1.000 produk China senilai US$ 60 miliar. China pun membalas dengan mengenakan bea masuk terhadap 128 produk Negeri Paman Sam, jumlah yang kemungkinan bisa bertambah.

Aksi saling balas tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap perang dagang, dan karena pelakunya adalah dua negara terbesar di dunia maka perang dagang akan berskala global. Namun investor bisa bernafas lega, karena kedua pihak membuka diri untuk berdialog.

Li Keqiang, Perdana Menteri China, menyatakan  perang dagang bisa dihindari jika seluruh pihak berkomitmen untuk memajukan perdagangan bebas. Li juga menegaskan China akan menjadi negara yang lebih terbuka.

“Saya berharap China dan AS bertindak rasional dan tidak terbawa emosi, sehingga kita bisa menghindari perang dagang. Perekonomian China terintegrasi terhadap ekonomi dunia, sehingga menutup akses China berarti menghambat pembangunan kami. Tujuan China adalah memastikan dunia usaha, baik domestik maupun asing, untuk berkompetisi dengan sehat.

“China dan AS harus menerapkan sikap yang rasional, memperluas perdagangan. Kita harus bernegosiasi untuk menyelesaikan friksi dan perbedaan,” papar Li, seperti diberitakan Reuters.

Menurut sumber dari pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi ini, China menawarkan untuk mengimpor lebih banyak perangkat semikonduktor dari AS, mengurangi pembelian dari beberapa negara seperti Korsel dan Taiwan.

Rencana pembelian semikonduktor yang lebih banyak oleh China mendorong penguatan saham-saham sektor teknologi. Saham Microsoft melonjak 7,57%, Intel naik 6,32%, dan Apple menguat 4,75%.

Selain itu, China juga tengah menyusun aturan yang memperbolehkan investor asing memiliki saham mayoritas di perusahaan sekuritas. Aturan ini rencananya akan difinalkan pada Mei.

Hal ini juga menyebabkan kenaikan harga saham keuangan. Misalnya saham Goldman Sach, yang menguat sampai 3,92%.

Dialog AS-China menciptakan euforia di pasar. Kedua negara penguasa perdagangan internasional ini diyakini akan mengedepankan akal sehat dan tidak akan mengorbankan perekonomian global demi kepentingan negaranya masing-masing. (ray/ray)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular