Newsletter

Menanti The Fed

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
21 March 2018 06:22
SImak Sentimen Katalis Pasar Berikut Ini
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, terdapat sejumlah hal yang bisa membuat IHSG berbalik arah ke zona hijau. Pertama adalah perkembangan di Wall Street. Hijaunya Wall Street bisa menjadi bensin yang mendorong penguatan bursa Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua, IHSG yang sudah terkoreksi enam hari beruntun juga membuat harga aset menjadi lebih rendah. Kini IHSG sudah minus 1,76% sejak awal tahun, yang bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi borong. 

Ketiga, harga komoditas juga bisa menjadi sentimen positif buat IHSG. Kenaikan harga minyak diharapkan masih berlanjut pada sesi perdagangan bursa domestik, sehingga menjadi pendorong kenaikan saham-saham emiten migas dan pertambangan. 

Keempat, masih ada emiten yang akan melaporkan kinerjanya. Bila laporan keuangan emiten cukup soid, maka akan menjadi energi penguatan untuk IHSG. 

Namun, ada pula beberapa risiko yang bisa membuat IHSG masih terjebak di zona merah. Pertama adalah sikap investor, terutama asing, yang masih wait and see menantikan pertemuan The Fed.  

Investor sedang tidak ingin bermain dengan aset-aset berisiko, sehingga kontribusinya sulit diharapkan untuk memperkuat IHSG. Semua mata dan telinga tengah terfokus ke The Fed. 

Tidak hanya The Fed, beberapa bank sentral lain juga akan melakukan pertemuan pada pekan ini yaitu Bank of England (BoE) dan Bank Indonesia (BI). Pelaku pasar sepertinya semakin konservatif, karena ingin melihat arah kebijakan para bank sentral ini sebelum mengambil langkah selanjutnya. 

Kedua, investor (utamanya asing) sedang memburu dolar AS untuk mengamankan posisi jelang pertemuan The Fed. Ini akan membuat greenback terapresiasi dan mata uang lainnya, termasuk rupiah, berpotensi melemah. Pelemahan rupiah bukan kabar baik untuk IHSG. 

Ketiga, meski IHSG telah terkoreksi selama enam hari, tetapi masih tetap ada risiko ambil untung. Valuasi IHSG masih relatif mahal dibandingkan bursa kawasan. Price to earnings (P/E) saat ini mencapai 17,65 kali sementara Straits Times hanya 11,59 kali, KLCI 16,76 kali, SETi 17,02 kali, Nikkei 225 15,43 kali, Hang Seng 13,34%, dan Kospi 12,1 kali. 

Selain itu, meski IHSG secara umum sudah minus 1,76% sejak awal tahun tetapi masih ada beberapa indeks sektoral yang positif. Misalnya pertambangan (+14,41%), keuangan (+2,29%), properti (+1,75%), agrikultur (+0,58%), dan industri dasar (+6,53%). Koreksi terhadap saham-saham di sektor ini masih mungkin terjadi.  (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular