Newsletter

'Tabungan' IHSG Sudah Habis, Saatnya Berburu Lagi

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 March 2018 06:10
Penyelidik Minta Dokumen Trump, Wall Street Grogi
Foto: REUTERS/Joshua Roberts

Dari New York, bursa saham Wall Street berakhir variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,47% sementara S&P 500 melemah tipis 0,08% dan Nasdaq juga terkoreksi 0,2%. 

Awalnya Wall Street berjalan dengan optimisme setelah rilis data klaim pengangguran AS. Data klaim tunjangan pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 10 Maret menunjukkan penurunan sebanyak 4.000 menjadi 226.000. Ini menunjukkan penambahan lapangan kerja di Negeri Paman Sam. 

Wall Street juga mendapat angin segar dari pernyataan Peter Navarro, penasihat perdagangan internasional Gedung Putih. Dalam wawancara dengan CNBC, Navarro mengatakan pengenaan bea masuk di AS tidak perlu dibalas oleh negara lain sehingga menimbulkan perang dagang. 

"Kami bisa menerapkannya dengan cara yang tetap positif bagi AS dan perdagangan global. Kami bisa menerapkannya dengan cara damai dan justru memperkuat perdagangan internasional. Semua orang di Wall Street perlu untuk memahami ini, tenang saja," tutur Navarro. 

Namun, laju perdagangan kemudian menjadi melabat setelah New York Times melaporkan Kepala Badan Investigasi AS (US Special Counsel) Robert Mueller meminta dokumen-dokumen yang terkait dengan Presiden Trump. Termasuk dokumen yang mengaitkan Rusia dengan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden. Hal ini membuat pelaku pasar grogi, karena bisa menimbulkan kegaduhan politik.

Seiring dengan berakhirnya musim laporan keuangan (earnings season), maka perhatian pasar kini tertuju kepada perkembangan di luar bursa. Kebijakan pemerintah dan data-data ekonomi menjadi fokus yang benar-benar dipantau oleh investor.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular