Dari Amerika Serikat (AS), pidato Gubernur The Federal Reserve/The Fed Jerome Powell membuat Wall Street terseret ke jalur merah. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,16%, S&P 500 melemah 1,27%, dan Nasdaq berkurang 1,23%.
Powell berpidato untuk kali pertama setelah menduduki kursi The Fed-1 menggantikan Janet Yellen. Dalam pidatonya, Powell menyatakan bahwa Negeri Paman Sam mengalami perkembangan ekonomi yang sangat positif baik dari segi inflasi, ketenagakerjaan, sampai kebijakan fiskal.
"Perkembangan yang terjadi sejak rapat Desember akan menjadi perhatian dan menjadi pijakan dalam kebijakan suku bunga yang baru. Kita melihat berbagai data, dan menurut saya akan menambah kepercayaan bahwa inflasi bergerak menuju targetnya. Kita juga melihat penguatan di berbagai sektor dan kebijakan fiskal pun semakin stimulatif," papar Powell.
Seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir, segala hal yang keluar dari The Fed langsung membuat pasar bereaksi. Dengan pernyataan Powell tersebut, pasar membaca bahwa The Fed membuka kemungkinan untuk menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali dalam tahun ini.
Pidato Powell membuat investor ramai-ramai meninggalkan pasar saham. Tujuannya ke mana lagi kalau bukan pasar obligasi. Imbal hasl (
yield) obligasi pemerintah AS naik, meski tipis, ke level 2,9%.
Dolar AS pun terimbas dampaknya dengan mencatatkan apresiasi. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat sampai 0,63% ke 90,41 poin.
Greenback memang membutuhkan kenaikan suku bunga untuk menjangkar inflasi mata uang tersebut. Kenaikan suku bunga yang lebih dari perkiraan akan semakin menambah energi bagi dolar AS untuk menguat.
Seiring penguatan dolar AS, harga komoditas pun berguguran. Harga minyak turun hingga lebih dari 1%. Harga emas dan sejumlah komoditas pertambangan pun ikut melemah. Untuk perdagangan hari ini, risiko tertular virus koreksi Wall Street perlu diwaspadai. Pelemahan Wall Street bisa memicu hal yang sama di bursa Asia, termasuk Indonesia.
Perkembangan harga komoditas juga tidak berada di pihak IHSG. Penurunan harga minyak akan mempengaruhi kinerja emiten migas dan pertambangan.
Dolar AS yang bergerak menguat juga tidak kondusif bagi IHSG. Penguatan dolar AS akan berdampak kepada emiten-emiten yang banyak melakukan importasi bahan baku dan barang modal.
Aura kenaikan suku bunga global pun bisa menjadi pemberat IHSG. The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan. Tidak hanya AS, Eropa pun sudah tidak malu-malu menyatakan soal pengetatan kebijakan moneter. Sebelumnya sejumlah negara Asia seperti China, Korea Selatan, dan Malaysia sudah terlebih dulu menaikkan suku bunga.
Saham-saham sektor keuangan sepertinya akan merasakan dampak yang paling signifikan, karena sektor ini sangat sensitif terhadap suku bunga. Sementara sektor keuangan adalah penyumbang terbesar IHSG, sehingga jika sektor ini luka maka IHSG akan ikut tersakiti.
Kemudian jangan dilupakan ada risiko ambil untung. IHSG menguat 3,83% sepanjang 2018, sehingga ada keuntungan yang masih bisa dicairkan oleh investor.
Sementara faktor yang mendukung IHSG untuk tetap menguat adalah kinerja korporasi. Hari ini sejumlah emiten akan mengumumkan kinerjanya yaitu RBMS, MEGA, SMBR, dan MIKA. Jika hasilnya bagus, maka akan menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Pasar juga mencermati calon Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2018-2023. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengirimkan nama Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur BI untuk menjalani uji kepatutan dan kelayakan di DPR.
Perry saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur BI. Sebagai pejabat senior dengan karir lebih dari 30 tahun di BI, Perry dinilai mengenal seluk-beluk bank sentral dan arah kebijakannya. Pelaku pasar juga sepertinya bisa menerima Perry, karena dianggap mampu menjembatani antara kepentingan menjaga inflasi, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) RMBS (10.00 WIB).
- RUPS MEGA (14.00 WIB).
- RUPS SMBR (14.00 WIB).
- RUPS MIKA (14.00 WIB).
- Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengadakan rapat koordinasi mengenai ekspor sawit ke Eropa (16.00 WIB).
- Rilis pembacaan kedua pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2017 (20.30).
- Rilis data cadangan minyak AS (22.30).
Berikut perkembangan sejumlah bursa saham:
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang:
Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
Berikut perkembangan
yield Surat Berharga Negara:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional: