
Newsletter
Rayakan Kebangkitan Wall Street
Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
07 February 2018 05:56

- IHSG ditutup turun 1,69% pada perdagangan kemarin.
- Bursa Asia seragam ditutup di zona negatif, pelemahan Hang Seng mencapai 5,12%.
- Wall Street bangkit dengan penguatan signifikan.
IHSG ditutup melemah 1,69% ke 6.478,54 poin pada perdagangan kemarin. Seluruh sektor saham ditutup turun, dipimpin oleh sektor industri dasar yang melemah hingga 3,16%.
Hanya 57 saham yang berhasil menguat, sementara 318 saham melemah dan 179 lainnya stagnan. Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 1,75 triliun.
Anjloknya IHSG senada dengan bursa saham regional yang juga terkoreksi cukup dalam. Indeks Nikkei turun 4,73%, Hang Seng terpangkas 5,12%, dan Strait Times terkoreksi 2,05%.
Koreksi bursa saham regional, termasuk Indonesia, masih disebabkan oleh dampak kejatuhan bursa saham Amerika Serikat (AS). Ketakutan atas kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari perkiraan merupakan faktor utama yang menekan bursa Negeri Paman Sam.
Namun sepertinya investor AS sudah kembali percaya diri. Wall Street berbalik arah dan mampu menguat signifikan pada perdagangan hari ini.
Dow Jones naik 2,33% ke 24.912,77, S&P 500 menguat 1,74% menjadi 2.695,14, dan Nasdaq bertambah 2,13% ke 7.115,88. Dow Jones mencatat penguatan harian tertinggi sejak Januari 2016, sementara S&P tertinggi sejak November 2016, dan Nasdaq tertinggi sejak Oktober 2017.
Koreksi signifikan selama beberapa hari terakhir menyebabkan harga aset menjdi lebih murah sehingga mendorong aksi borong. Saham-saham yang diminati investor antara lain Nike (volume 3,85 juta unit), Johnson & Johnson (volume 5,19 juta unit), McDonald’s (volume 1,9 juta unit), Walmart (volume 3,71 juta unit), dan Verizon (9,56 juta unit).
Secara fundamental, AS terus mencatatkan kinerja ekonomi yang meyakinkan. Satu lagi data positif adalah indeks ISM non manufaktur yang naik ke 59,9 dari bulan sebelumnya yang sebesar 56. Pencapaian indeks ini lebih baik dibandingkan estimasi 56,5.
Untuk perdagangan hari ini, ada beberapa faktor yang bisa membuat IHSG kembali ke zona hijau. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street. Diharapkan kebangkitan Wall Street mampu menular ke Asia, termasuk Indonesia.
Kedua adalah rilis data penjualan ritel yang dirilis Bank Indonesia (BI). Pada kuartal IV-2017 penjualan ritel tumbuh 1,8% secara year on year (YoY), lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 0,2% YoY. Peningkatan penjualan eceran terutama bersumber dari kenaikan penjualan pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan dan minuman, serta sandang.
Kinerja emiten juga bisa menjadi katalis aksi beli investor. Hari ini akan ada dua agenda korporasi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari MDRN dan PADI. Patut dicermati mengenai arah bisnis mereka ke depan, yang bisa saja menjadi sentimen positif di pasar.
Namun masih ada sejumlah risiko yang bisa membuat IHSG terperosok lebih dalam. Harga minyak masih melanjutkan koreksinya, sehingga sepertinya belum bisa mengangkat kinerja emiten migas, pertambangan, dan industri.
Perkembangan dolar AS juga masih menjadi faktor risiko. Dolar AS kembali menguat terhadap mata uang dunia. Dollar Index, yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat 0,13%.
Aksi ambil untung juga sebenarnya masih membayangi IHSG. Meski melemah dalam dua hari terakhir, IHSG masih menyimpan “tabungan” penguatan 1,93% secara year to date (YTD). Artinya investor masih memiliki keuntungan yang bisa dicairkan kapan saja dan menekan IHSG.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Sejumlah menteri Kabinet Kerja akan menghadiri acara Mandiri Investment Forum (09.00 WIB).
- Rilis data cadangan minyak AS (22.30).
Investor juga perlu mencermati agenda korporasi yang akan diselenggarakan pada hari ini, yaitu:
![]() |
Berikut perkembangan sejumlah indeks saham dunia:
![]() |
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama:
![]() |
Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
![]() |
Berikut perkembangan imbal hasil (yield) obligasi negara:
![]() |
Berikut sejumlah indikator utama ekonomi nasional:
![]() |
Tags
Related Articles
Most Popular
Recommendation
