Dapat Suntikan US$ 3 M, Grab Bocorkan Strategi Bisnis 2019

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
06 December 2018 21:13
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibarata buka-bukaan soal rencana Grab pada 2019
Foto: Wawancara Eksklusif Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Grab, aplikasi transportasi terpopuler di Asia Tenggara, mengonfirmasi rencana pendanaan putaran H senilai US$ 3 miliar atau Rp 43 triliun. Lalu apa rencana Grab setelah mendapatkan pendanaan tersebut? 

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibarata buka-bukaan soal rencana Grab pada 2019 dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Kamis (6/12/2018). Simak petikan wawancaranya berikut ini.

Bagaimana soal investasi putaran terakhir senilai US$ 3 miliar. Apakah bisa dikonfirmasi?
Jadi, untuk putaran terakhir ini kami telah meningkatkan investasi yang sudah dikonfirmasi US$ 2,7 miliar dan yakin bisa mencapai US$ 3 miliar pada akhir 2018. Hal ini memang investasi yang sangat tinggi sekali bukan, hanya dari sisi jumlahnya tetapi siapa yang investasi di sini.

Karena dalam putaran pendanaan terbaru ini grup investor seperti Microsoft, Booking Group, Toyota Principal, Hyundai, Ping An, dan Goldman Sach, adalah institusi global terkemuka yang memberikan kepercayaan terhadap pertumbuhan Grab.

Bagaimana suntikan modal tersebut bisa menjadikan Grab sebagai everyday super app?
Kami sudah menjadi super app terbesar di Asia Tenggara saat ini. Di Indonesia kami sudah beroperasi di 515 negara untuk layanan online to offline. Untuk layanan transportasi pengguna kami di 139 kota dari Sabang sampai Merauke.

Saat ini kami sudah membuka platform kami dan kami percaya ini akan menjadi platform gaya hidup terbesar di Asia Tenggara dan Indonesia, bisa menjadi everyday super app.

Bagaimana strategi Grab untuk pengembangan bisnis finansial?
Itu menjadi salah satu yang kami kembangkan. Untuk pembayaran kami telah bekerja sama dengan OVO. Ini menjadi bagian dari everyday super app, kami buka eksosistem kami dan melihat penerimaan masyarakat juga tinggi.

Ke depannya, jasa keuangan merupakan bagian yang sangat logical untuk diadopsi di sini (Indonesia) karena dibutuhkan oleh pengguna dan mitra pengemudi.

Dalam bisnis finasial apakah ada rencana untuk pembiayaan kendaraan?
Belum, jadi itu harus ada institusi sendirinya nanti. Pembiayaan dan lain-lain itu nanti melalui perusahaan pembiayaan dan belum diluncurkan, tetapi itu very logical sangat dibutuhkan layanan itu oleh masyarakat.

Bagaimana dampak ke Indonesia setelah banjir dana dari investor?
Kita lihat dari segi research and development (RnD) center. Di Indonesia kami sudah ada RnD center, di Jakarta. Kalau kita lihat di industri ini awalnya di Indonesia trennya kemudian malah ke luar.

Kami di Jakarta memiliki ratusan insinyur yang bekerja. Ini menjadi bagian dari global RnD center, yang terbesar saat ini ada di Singapura dan tambahannya ada di 4 negara lain, yakni Amerika, China, India dan Vietnam.

Dari sini kita akan makin mengembangkan layanan kita bukan hanya transportasi, food, dan express delivery tapi juga mengembangkan platform everyday super app. Seperti diketahui saat ini kita sudah bekerja sama selain dengan OVO, juga dengan Booking Group kita incar untuk diluncurkan ke masyarakat Indonesia pada 2019,

Dengan investasi dari Ping An Good Doctor, layanan medical pun menjadi sangat mungkin diluncurkan. Investasi juga dari Toyota juga membuat kita enabling pada 2019 untuk memberikan layanan lebih baik, seperti perawatan untuk mitra pengemudi.

Microsoft juga telah bekerja sama untuk pengembangan artificial intelligence (kecerdasan buatan), untuk mengenal pengguna kita lebih baik lagi dan bisa berikan layanan terbaik dari produk dan keamanan.

Bagaimana kondisi keuangan Grab Indonesia?
Saat ini kami masih perusahaan private company, perusahaan tertutup. Yang jelas kami pertumbuhannya sangat pesat. Jumlah kota 515 kota untuk online to offline dan 19 kota untuk delivery. Kami juga punya layanan yang meningkat sangat drastis.

Di sini kita lihat itu menjadi indikator bahwa pertumbuhan kita sangat baik, dari segi mitra pengemudi di roda dua juga meningkat 40 persen, meningkat sekali dari order grab food, grab express, top up ovo yang dikerjakan oleh mereka.

Selain itu kita lihat bahwa market kita di RI untuk ride hailing menguasai 65%. Market share adalah produk akhir tetapi yang paling penting adalah kepercayaan masyarakat, di mana masyarakat memilih Grab sebagai layanan ride hailing.

Empat roda lebih dari 65 persen, pengguna lebih dari 70 persen. Jadi ini adalah semua indikator yang kita lihat bahwa kinerja kita membaik.

Beredar berita bahwa Grab bisa mencetak laba US$ 1 miliar pada tahun ini. Apakah bisa kami komfirmasi?
Iya betul, kami optimis. Tetapi sebaiknya pertanyaan itu lebih diarahkan ke holding.

Di Indonesia layanan mana yang paling berkontribusi dalam pendapatan Grab?
Layanan transportasi adalah yang utama, karena itu adalah enablernya. Tidak bisa kirim barang atau beli makanan tanpa transportasi. Platform transportasi kami yang terbaik, bukan hanya market share tetapi juga teknologi.

Misalnya bisa membedakan ganjil genap. Kami juga baru saja meluncurkan delivery Grab Express dengan mobil. Hal ini enabler yang sangat penting. Dari situ kita kembangkan layanan-layanan lain dengan teknologi kita dan sesuai kebutuhan pasar.

Untuk Grab Ventures di Indonesia, start up mana lagi yang akan dilirik?
Saat ini kami sudah meluncurkan Grab Ventures Velocity untuk Indonesia. Sekitar dua bulan lalu kami sudah berkomitmen untuk Grab Ventures Velocity untuk Indonesia kita sediakan US$ 250 juta.

Saat ini yang sudah kita pilih untuk fase pertama untuk dikembangkan adalah BookMyShow, Sejasa dan Minutes. Kami tidak akan berhenti di sana, kami akan terus mengembangkan untuk investasi di ventures.

Seberapa kompetitif tarif Grab di Indonesia?
Tarif ini elemen ada dua, yaitu untuk penumpang dan kemudian bagi mitra pengemudi. Yang penting buat kami adalah supply dan demand. Sistem kami memungkinkan adalah hal yang paling optimal bisa di-deliver untuk keduanya.

Memang ada orang yang bilang soal mahal dan murah, tetapi ada hal lain, yaitu faktor ketersediaan. Saat ini kami yakin bisa hadirkan dengan teknologi kami, untuk hadirkan yang terbaik bagi masyarakat.

Harga yang termurah juga merupakan target untuk bisa kami berikan kepada penumpang. Cara kami menghadirkan harga yang murah adalah melalui produktivitas di pengemudi.

Teknologi kami memungkinan agar mitra bisa mendapatkan order secara berurutan. Lalu kemudahan untuk mereka pergi ke satu tempat yang mereka inginkan. Lalu produtivitas lainnya bila mereka bisa menyelesaikan pekerjaan dengan sangat baik.

Apalagi bisnis konten Grab pada tahun depan?
Konten ini memang hal yang sangat menarik. Dengan aplikasi Grab kita bisa mendapatkan rekomendasi tempat-tempat di Jogja, untuk wisata, makan, hingga event. Yang menarik lagi bisa ada call to actionnya dari sana. Ke depannya, layanan kesehatan itu sangat memungkinkan dan pemesanan travel juga sangat memungkinkan.

[Gambas:Video CNBC]



(dob/miq) Next Article Ini Cara Grab Membuat Wanita Indonesia Jadi Mandiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular