Swasembada Pangan: Pilar Kemandirian di Era Perang Dagang

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, menghadapi tantangan besar dalam mencapai swasembada pangan. Sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri, namun kenyataannya kita masih bergantung pada impor untuk beberapa komoditas utama.
Indonesia memiliki skor rata-rata 63.4 untuk ketahanan pangan secara keseluruhan menurut Global Food Security Index 2022, negara ini masih menghadapi tantangan yang serius terkait gizi. Bahkan dengan penilaian yang relatif positif, Indonesia masih menghadapi beban gizi tiga kali lipat, di mana kurang gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan mikronutrien berdampingan.
Masalah ketahanan pangan ini diperparah oleh ketidakmerataan akses terhadap makanan bergizi, terutama di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah. Hampir sebagian rakyat Indonesia tidak mampu mengakses makanan bergizi. Pada tahun 2023, sekitar 1,5% dari populasi Indonesia hidup dalam kemiskinan ekstrem, dan masalah malnutrisi seperti stunting dan kekurangan mikronutrien masih prevalen.
Gangguan dalam rantai pasokan pangan dan kehilangan pendapatan selama pandemi Covid-19 juga telah menjadi faktor penting yang berkontribusi pada peningkatan kasus kekurangan gizi di Indonesia. Ketika pendapatan rumah tangga terpengaruh oleh krisis kesehatan global ini, banyak orang mungkin menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Oleh karena itu, meskipun ada upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan secara keseluruhan, tantangan terkait gizi dan keamanan pangan tetap menjadi fokus utama dalam upaya memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Program Makan Bergizi Gratis yang diusulkan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto muncul sebagai solusi potensial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Program ini dirancang untuk memberikan makan siang dan susu gratis kepada siswa sekolah, ibu hamil, dan balita.
Untuk mencapai swasembada pangan, penting bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi pangan domestik. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah dengan merangsang permintaan untuk produk pangan lokal.
Dengan memperkenalkan Program Makan Bergizi Gratis yang memberikan makanan gratis kepada siswa sekolah, ibu hamil, dan balita, pemerintah secara tidak langsung menciptakan pasar internal yang kuat untuk produk pangan lokal.
Permintaan yang stabil dan berkelanjutan dari program ini akan memberikan insentif kepada petani untuk meningkatkan produksi mereka. Ini dapat mendorong inovasi pertanian, penggunaan teknologi yang lebih baik, dan pengembangan praktik pertanian yang berkelanjutan.
Saat ini, akses terhadap makanan bergizi masih menjadi masalah di Indonesia, terutama di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah. Program Makan Bergizi Gratis bertujuan untuk memperluas akses terhadap makanan bergizi dengan menyediakan makanan gratis kepada anak-anak dan wanita hamil.
Dengan memberikan makanan secara gratis, program ini memastikan bahwa kelompok rentan ini memiliki akses reguler dan terjamin terhadap makanan bergizi. Ini tidak hanya membantu mengatasi ketidakamanan pangan tetapi juga memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak-anak dan wanita hamil untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya menyediakan akses terhadap makanan, tetapi juga memastikan bahwa makanan yang disediakan memiliki nilai gizi yang cukup. Makanan yang disediakan dalam program ini perlu dirancang untuk menjadi seimbang dan kaya akan nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Dengan menyediakan makanan seimbang dan bergizi, program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pangan di Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dan memberikan akses terhadap makanan bergizi, program ini dapat membantu mengurangi angka malnutrisi dan masalah gizi lainnya yang masih menjadi tantangan serius di negara ini.
Agar Program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya swasembada pangan, pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan strategis yang sesuai dengan ukuran-ukuran aspek ketahanan pangan seperti ketersediaan, akses, dan utilisasi pangan.
Untuk menunjang aspek ketersediaan pangan, penting untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan kepastian pasar bagi petani, peternak, dan nelayan lokal, penting bagi pemerintah untuk menjalin kontrak pembelian jangka panjang dengan mereka.
Kontrak ini harus mencakup perjanjian harga minimum yang adil serta volume pembelian yang jelas, sehingga memberikan insentif yang stabil dan memastikan ketersediaan hasil produksi mereka di pasar secara berkelanjutan.
Selain itu, perlunya memperkuat Pusat Penyerapan Pangan Lokal di setiap daerah. Dalam hal ini BULOG, yang akan mengoordinasikan penyerapan produk pertanian, peternakan, dan hasil laut lokal, memastikan pasokan yang berkelanjutan.
Selain itu, diperlukan memperbanyak pembangunan gudang penyimpanan dan fasilitas distribusi yang memadai untuk menjaga kualitas dan kuantitas produk sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah dan lembaga kesehatan, menjaga ketersediaan dan mutu pangan lokal secara berkelanjutan.
Dari segi akses, perlu memperkuat partisipasi petani, peternak, dan nelayan dalam penyerapan hasil produksi lokal, langkah-langkah yang diambil termasuk pembentukan dan penguatan koperasi serta kelompok tani/nelayan di setiap daerah.
Melalui koperasi ini, mereka dapat menjual hasil produksi secara kolektif, sementara pelatihan manajemen dan bisnis diberikan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kemampuan negosiasi dengan lembaga penyerapan pangan daerah.
Selain itu, diberikan insentif berupa pemotongan pajak dan subsidi kepada para pelaku ini yang aktif dalam program penyediaan makanan bergizi, seperti pengurangan pajak, subsidi harga benih, pakan, atau bantuan tunai langsung, guna mendorong produksi dan penyerapan pangan lokal secara berkelanjutan.
Dalam upaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal, langkah-langkah yang diambil termasuk memberikan penghargaan dan sertifikasi kepada petani, peternak, dan nelayan yang berhasil menghasilkan produk pangan berkualitas tinggi serta aktif berpartisipasi dalam program.
Selain itu, diperlukan penerapan standar ketat terkait keamanan dan kualitas pangan untuk memastikan bahwa makanan yang diserap dan didistribusikan memenuhi persyaratan gizi dan kesehatan.
Di samping itu, untuk memastikan keberlanjutan, penting untuk mendorong praktik pertanian, peternakan, dan perikanan yang berkelanjutan guna menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam yang ada. Dengan demikian, dapat tercapai pemanfaatan optimal sumber daya lokal yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan gizi serta kesehatan masyarakat secara efektif.