
Arah Rupiah Melawan Ketidakpastian Global-Peningkatan Tensi Geopolitik

Melawan Pelemahan Rupiah secara Struktural
Berbagai tantangan dan risiko sudah dibahas. Bagaimana agar arah rupiah baik secara nominal dan real tidak terus melemah. Jawaban klasik kembali pada teori tentang keseimbangan nilai tukar dalam jangka panjang.
Faktor penentu utama seperti terms of trade, produktivitas, inflation differential, net foreign asset, dan interest rate differential. Kita harus menjaga harga relatif di antara traded dan non traded goods, harga relatif antara produk ekspor dan impor serta menjaga perbedaan suku bunga riil dengan negara benchmark Amerika Serikat, menjaga besaran dari aset dalam dolar (net foreign asset), serat terus meningkatkan produktivitas dan daya saing secara riil.
Sebagai negara dengan perekonomian terbuka ketika Indonesia masing mengandalkan kepada arus modal asing untuk menutupi saving-investment gap di domestik maka kita masih mengandalkan pada interest rate differential untuk tetap menjaga preferensi investor untuk arus modal masuk.
Namun pilihan kebijakan bukan hanya menaikkan suku bunga karena investor juga melihat narasi potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit terganggu jika suku bunga dinaikkan secara ekstrim padahal di sisi lain inflasi masih terkendali dalam target bank sentral dan pemerintah.
Dari 18 negara yang diamati selama 14 tahun terakhir, hanya dua negara yang mengalami trend penguatan mata uang belakangan ini. Yang pertama adalah Swiss dan yang kedua adalah Arab Saudi.
Bagaimana kesuksesan mereka dalam menjaga mata uang tetap kuat? Kalau kita lihat kesamaan yang menonjol dari indikator makroekonomi negaranya adalah Saudi dan Swiss sama sama mampu mengendalikan inflasi di tingkat yang rendah, di mana inflasi Swiss sebesar 1% dan inflasi Saudi sebesar 1,5%.
Kedua negara ini juga mengalami triple surplus, yakni surplus pada capital account, surplus pada current account dan surplus pada government budget. Kehebatan kedua negara ini tetap mampu menjaga current account dan capital flows-nya pada tingkat surplus. Ini sangat mempengaruhi net foreign asset-nya sehingga wajar jika nilai tukarnya tahan banting terhadap fenomena strong dollar.
Arah Kebijakan Stabilisasi Rupiah
Ke depan kita bisa belajar dari studi kasus dari negara yang menarik untuk dicermati di tengah pelemahan kebanyakan mata uang negara emerging yakni Mexican Peso yang telah menguat 2.49% ytd pada Maret 2024. Meksiko telah membalikkan tren depresiasi selama ini menjadi apresiasi sejak April 2020.
Banco de México menaikkan suku bunga kebijakannya lebih awal, memulai pengetatan kebijakan moneter hampir setahun penuh sebelum The Fed memulai siklus pengetatannya (saat ini suku bunga acuan Mexico ada di 11,25%). Itulah sebabnya terjadi penguatan dalam Mexican peso.
Meksiko lebih baik dibandingkan dengan banyak mata uang negara-negara berkembang dalam hal persepsi trade-off antara risiko dan beban. Menurut Sagnanert, Cañas dan Torres (September 2023) dari Federal Reserve Bank of Dallas, tingkat suku bunga di Meksiko jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia yang berisiko lebih rendah.
Sementara bauran kebijakan makroekonomi Meksiko dianggap lebih stabil dibandingkan negara-negara emerging market di Amerika Latin yang memiliki imbal hasil tinggi. Meskipun trade off dari suku bunga yang tinggi adalah dari sisi pertumbuhan ekonomi Meksiko yang relatif moderat di 2,5%.
Kombinasi antara tingkat suku bunga yang tinggi dan risiko fiskal yang lebih rendah juga menambahkan faktor yang menopang kepercayaan investor. Kondisi ini juga ditopang dengan kedekatan perekonomian Meksiko dengan Amerika Serikat.
Pengiriman uang (remintansi) cenderung menjadi sumber pendapatan stabil yang memungkinkan Meksiko mengurangi pinjaman luar negeri serta mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Selain itu, peso adalah mata uang ketiga yang paling banyak diperdagangkan di antara negara-negara berkembang (setelah Chinese yuan dan rupee India).
Para analis mencatat bahwa dalam beberapa periode terakhir, likuiditas peso, pada sisi margin, mendukung daya tariknya sebagai mata uang carry-trade. Secara struktural, Meksiko juga muncul sebagai alternatif yang baik bagi perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi operasi dari China untuk menghindari tarif yang lebih tinggi, meningkatkan keamanan dan meningkatkan ketahanan rantai pasokan dengan bergerak lebih dekat ke AS.
Sebagai penutup, terlepas dari pelemahan rupiah terhadap indikator makroekonomi relatif sudah lebih dapat dimitigasi dengan policy mix yang kuat dan baik selama beberapa dekade pasca krisis Asia, dan fakta bahwa depresiasi rupiah dapat membantu peningkatan ekspor komoditas yang masih menjadi andalan ekspor Indonesia, kewaspadaan tetap harus dikedepankan dengan berbagai mitigasi yang lebih kuat.
Ini karena guncangan yang terjadi bisa lebih kuat lagi dengan kompleksitas dari fragmented world dan supply chain disruption yang bisa menyebabkan anomali dari pola -pola di pasar keuangan yang selama ini terjadi.
Ekspektasi dan harapan bahwa Fed akan menurunkan suku bunga di semester dua 2024 yang diharapkan bisa mulai normalisasi ke ekuilibirum semula, bisa jadi tidak sesederhana itu. Penguatan sendi-sendi ekonomi domestik yang lebih tahan terhadap berbagai guncangan global perlu terus dijalankan dalam jangka menengah panjang dengan lebih akseleratif, sambil memperkuat buffer jangka pendek.
Misalnya seperti pemanfaatan Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA), penguatan kebijakan DHE untuk menjaga kecukupan devisa, serta pemanfaatan momentum IMF-World Bank Annual Meeting 17-19 April 2024 untuk menekankan pentingnya langkah koordinasi tingkat global menjaga perdamaian dunia untuk stabilitas keuangan global. Buffer cadangan devisa perlu dijaga karena berperan sebagai garda terdepan untuk mengadang sentimen negatif di pasar keuangan.