Mengangkat Jakarta sebagai Kota Global: Tantangan & Langkah Strategis

Heryadi Silvianto, CNBC Indonesia
22 March 2024 12:25
Heryadi Silvianto
Heryadi Silvianto
Heryadi Silvianto merupakan praktisi public relations yang mengambil konsentrasi pada isu korporasi, government relations dan kehumasan politik. Lulusan Universitas Indonesia ini juga mengajar di Universitas Multimedia Nusantara Program Studi Strategic Com.. Selengkapnya
Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polusi udara di Jakarta, Selasa (8/8/2023). Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga menggunakan masker untuk mengantisipasi polusi udara di Ibu Kota akibat polusi udara Jakarta dinilai sangat buruk.  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Suasana gedung bertingkat di Jakarta, beberapa waktu lalu. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) telah menyelesaikan tahap pertama pembahasan, dan Badan Legislasi (Baleg) DPR segera akan membawanya ke sidang rapat paripurna untuk keputusan tingkat II atau menjadi Undang-Undang pada masa persidangan terakhir tahun ini. Menurut rencana, rapat paripurna itu akan digelar pada 4 April 2024.

Secara administratif, langkah tersebut semakin memperkuat fakta bahwa Jakarta akan melepaskan statusnya sebagai Ibu Kota Negara. Berbagai keistimewaan yang dinikmati selama ini akan berkurang, membuat Jakarta harus bertransformasi menjadi kota yang lebih kompetitif.

Menurut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Jakarta akan mengalami transformasi besar setelah status Daerah Khusus Ibu Kota dicabut. Arah pembangunan akan beralih menjadi kota bisnis sekelas New York dan Melbourne. Jakarta diharapkan tidak hanya bersaing di ASEAN tetapi juga bersaing secara global.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga menyampaikan persiapannya dalam menghadapi perubahan status ibu kota. Jakarta ditargetkan menjadi kota global yang siap bersaing di panggung internasional.

Harapan dan mimpi boleh tinggi, namun sejumlah kendala masih menghantui. Ketertinggalan Jakarta terlihat dari sejumlah parameter penyusun dalam Indeks Kota Global oleh Kearney. Ada lima indikator yang menjadi dimensi pengukuran, yakni aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi, pengalaman kebudayaan, dan keterlibatan politik.

Menurut lembaga Kearney, dalam Laporan The Global Cities Report 2023, Jakarta menempati peringkat ke-74 dari 156 negara yang diteliti. Posisi ini berada di bawah kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara, seperti Singapura yang berada di urutan ke-7, Bangkok ke-45, Manila ke-70, dan Kuala Lumpur ke-72. Hal itu menunjukkan, di kawasan Asia Tenggara saja, Jakarta masih tertinggal dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya.

Suasana bantaran kali Cideng, Roxy, Jakarta Barat (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Suasana bantaran kali Cideng, Roxy, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)


Visi tinggi, Komitmen Realisasi
Sebuah visi dicanangkan membawa harapan dan optimisme. Visi Jakarta menjadi kota global berarti bersaing di kancah internasional, membuka peluang ekonomi baru, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Namun, transformasi ini bukan tanpa tantangan. Mengubah Jakarta menjadi kota global membutuhkan komitmen kuat dan kerja sama dari semua pihak. Salah satu kunci utama adalah partisipasi aktif warga dan stakeholder. Mereka adalah aset penting dalam membangun kota yang dinamis, inklusif, dan ramah lingkungan.

Pencapaian status sebagai kota global membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi dan investasi di Jakarta. Investor internasional tertarik untuk menanamkan modalnya di kota ini, melihat potensi pasar yang luas dan kebijakan yang mendukung investasi. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan investasi dan bisnis internasional, tetapi juga memperluas lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Kemudian transformasi Jakarta ke arah kota global tidak hanya bergantung pada sektor ekonomi, tetapi juga pada infrastruktur yang mendukung. Pembangunan infrastruktur kelas dunia, seperti transportasi yang efisien, telekomunikasi yang canggih, dan energi yang berkelanjutan, menjadi prioritas untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas di kota ini. Langkah ini esensial untuk menjaga Jakarta tetap berkompetisi di tingkat global.

Terakhir, Jakarta menjadi melting pot budaya global. Dengan populasi yang beragam etnis dan budaya, selama ini Jakarta telah menjadi pusat pertukaran budaya global. Interaksi antar masyarakat dari berbagai negara memperkaya keragaman budaya di kota ini dari kuliner hingga seni.

Mengatasi Tantangan: Kesenjangan, Kualitas Hidup, dan Adaptasi Global
Jakarta, sebagai kota yang hendak mengafirmasikan status global, tidak hanya menghadapi peluang, tetapi juga tantangan yang kompleks dalam perjalanan menuju transformasi. Tiga tantangan kunci yang harus diatasi adalah kesenjangan sosial, kualitas hidup, dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan global.

Kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin menjadi salah satu isu sentral yang perlu diperhatikan dalam membangun Jakarta yang inklusif. Upaya mempersempit kesenjangan ini tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi, tetapi juga pada akses merata terhadap layanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan. Langkah-langkah kebijakan yang inklusif menjadi kunci dalam memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari perkembangan kota.

Kualitas udara, ruang publik yang hijau, dan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan menjadi fokus utama dalam meningkatkan kualitas hidup di Jakarta. Penanganan polusi udara, pengembangan taman kota, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan menjadi bagian integral dari visi untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang nyaman dan sehat bagi penduduknya.

Masyarakat Jakarta perlu dipersiapkan untuk beradaptasi dengan norma dan budaya global yang semakin terintegrasi. Hal ini meliputi peningkatan keramahan masyarakat, layanan publik yang efektif, dan edukasi mengenai pentingnya inklusivitas dalam lingkungan multikultural. Dengan membangun kesadaran dan keterampilan adaptasi global, Jakarta dapat menjadi kota yang ramah dan kompetitif di tingkat internasional.

Namun, entitas lokal dan etnis asli tidak boleh hanya menjadi penonton dalam dinamika ini. Mereka harus memainkan peran yang optimal dalam semua proses interaksi dan pembentukan menuju status kota global. Alih-alih hanya menganggap diri sebagai warga lokal, mereka harus semakin serius menunjukkan kinerja dan performa yang unggul.

Strategi Menuju Kesuksesan

Seiring dengan ambisi Jakarta untuk menjadi kota global yang diperhitungkan di panggung internasional, langkah-langkah strategis yang terukur dan berdaya guna perlu segera diambil. Berikut adalah beberapa strategi penting yang dapat menjadi landasan kuat dalam rencana transformasi Jakarta:

a. Infrastruktur Kelas Dunia

Mengembangkan infrastruktur yang handal adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan dan mobilitas yang berkelanjutan. Perkuat sistem transportasi publik, fasilitas internet berkecepatan tinggi, serta perbaikan kualitas air dan udara akan menjadi fondasi penting bagi keberhasilan transformasi Jakarta.

b. Lingkungan Investasi yang Menarik

Memperbaiki regulasi bisnis dan memberikan insentif bagi investor adalah langkah strategis untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi kunci penting dalam menjaga daya saing Jakarta di tingkat global.

c. Ruang Publik yang Ramah dan Inklusif

Membangun ruang publik yang ramah dan inklusif adalah investasi sosial yang sangat dibutuhkan. Penyediaan taman, ruang terbuka hijau, dan fasilitas publik yang mudah diakses akan membantu menciptakan lingkungan kota yang nyaman bagi semua penduduk.

d. Pendidikan dan Kesehatan yang Berkualitas

Memberikan akses pendidikan yang berkualitas dan terjangkau kepada semua lapisan masyarakat adalah investasi dalam masa depan yang tak ternilai. Begitu pula dengan peningkatan layanan kesehatan yang komprehensif, yang tidak hanya menjamin kesehatan masyarakat namun juga menjaga produktivitas dan kualitas hidup yang lebih baik.

e. Pemeliharaan Budaya dan Identitas Lokal

Menjaga dan mempromosikan kegiatan seni, budaya lokal, serta nilai-nilai tradisional kepada masyarakat internasional adalah cara terbaik untuk merawat budaya dan identitas Jakarta. Ini juga akan mengukuhkan citra Jakarta sebagai kota yang kaya akan keanekaragaman budaya dan menghormati warisan sejarahnya.

Dengan mengambil langkah-langkah strategis ini secara serius dan berkesinambungan, Jakarta bukan hanya akan menjadi pusat ekonomi yang kuat, tetapi juga lingkungan yang inklusif, berdaya, dan berkelanjutan bagi semua warga. Langkah-langkah ini juga akan menjadi cermin komitmen Jakarta dalam menghadapi tantangan global dengan solusi lokal yang inovatif dan berdaya saing.

Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polusi udara di Jakarta, Selasa (8/8/2023). Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga menggunakan masker untuk mengantisipasi polusi udara di Ibu Kota akibat polusi udara Jakarta dinilai sangat buruk.  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polusi udara di Jakarta, Selasa (8/8/2023). Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga menggunakan masker untuk mengantisipasi polusi udara di Ibu Kota akibat polusi udara Jakarta dinilai sangat buruk. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Membangun Komunitas Inklusif dan Ramah: Kunci Menuju Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global
Dalam upaya menjadikan Jakarta sebagai pusat kota global yang diperhitungkan di panggung internasional, penting untuk menekankan beberapa poin kunci yang tidak boleh diabaikan. Berikut adalah beberapa aspek vital yang perlu diperhatikan:

a. Membangun Supporting System yang Siap dalam Konteks Global

Pentingnya membangun infrastruktur dan sistem pendukung yang siap dalam konteks global tidak bisa diabaikan. Hal ini mencakup penyelarasan norma-norma global dengan budaya lokal, sehingga memastikan bahwa transformasi Jakarta tidak melupakan identitas dan nilai-nilai budaya yang ada.

b. Menjaga Komunitas Lokal Agar Tidak Terpinggirkan

Dalam proses transformasi, sangat penting untuk menjaga agar komunitas lokal tidak terpinggirkan. Mereka harus dilibatkan secara aktif dan diberikan peran yang optimal dalam proses pembangunan, sehingga manfaat transformasi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

c. Memastikan Manfaat Transformasi bagi Seluruh Masyarakat

Transformasi Jakarta menjadi kota global bukan hanya tentang infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga tentang membangun komunitas yang inklusif dan ramah. Keberhasilan transformasi ini akan memberikan manfaat yang nyata bagi seluruh masyarakat Jakarta dan mengantarkan Indonesia ke era baru yang lebih maju.

Diperlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkan visi ini. Dengan perencanaan yang matang, pengelolaan yang efektif, dan partisipasi aktif dari masyarakat, Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi kota global yang ramah, berkelanjutan, dan inklusif. Ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur fisik, tetapi juga tentang memperkuat hubungan sosial, budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.


(miq/miq)

Tags

Related Opinion
Recommendation