India-Pakistan Saling Tembak, Akankah Krisis Jadi Perang Nuklir?

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Invasi skala besar Rusia telah menjadi tantangan nyata bagi kedaulatan serta perekonomian Ukraina. Akan tetapi, meski telah mengalami penurunan PDB sebesar 29,6% pada tahun 2022, Ukraina berhasil menjaga stabilitas keuangan makro.
Guna menjamin berjalannya sektor-sektor perekonomian strategis dalam kondisi perang, selama tahun 2022-2023, pemerintah merelokasi fasilitas produksi serta memberikan dukungan terhadap pendirian dan pengembangan perusahaan, kawasan bisnis dan industri. Saat ini, cabang industri strategis yang utama di Ukraina adalah: pertanian, bahan bakar dan energi, pertahanan, transportasi, logistik dan konstruksi.
Setelah Rusia memulai agresinya, bank-bank negara Ukraina fokus membantu berbagai sektor utama perekonomian. Berkat bantuan tersebut, para perusahaan eksportir mampu bertahan dalam kondisi sulit dan terus memenuhi kewajiban kontraknya kepada para mitra asing.
Pada tahun 2023, PDB Ukraina meningkat sekitar 5%. Ini menunjukkan bahwa bisnis swasta, infrastruktur energi dan logistik telah beradaptasi dengan kondisi perang.
Salah satu faktor yang mendorong peningkatan PDB adalah pengamanan jalur ekspor, khususnya di Laut Hitam. Selain itu, Ukraina juga meluncurkan proyek yang menjamin ekspor Ukraina terhadap risiko perang. Hasilnya, ekspor produk pertanian menghasilkan pendapatan sebesar $21,9 miliar untuk Ukraina pada tahun 2023.
Beberapa negara Asia berhasil meningkatkan omset perdagangan dengan Ukraina secara signifikan, dan tren positif ini terus berlanjut: pada bulan Januari 2024, volume ekspor Ukraina melalui laut berhasil mencapai volume sebelum perang.
Agresi Rusia telah mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan setidaknya 70 juta orang di seluruh dunia berada di ambang kelaparan. Untuk mengatasi ancaman tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan inisiatif "Grain from Ukraine" (Gandum dari Ukraina) pada KTT Ketahanan Pangan Internasional di Kyiv, yang diselenggarakan pada tanggal 26 November 2022.
Lebih dari 30 negara dan organisasi internasional telah bergabung dalam Inisiatif ini, di mana Ukraina, negara-negara mitra dan para donor dari sektor swasta memasok gandum Ukraina ke beberapa negara di Afrika dan Asia yang menderita kekurangan gizi dan kelaparan.
Kapal pertama yang mengangkut gandum pada tahun 2024, yang disewa dalam kerangka "Grain from Ukraine", telah melintasi Laut Hitam. Sekarang, total volume biji-bijian yang telah diekspor melalui program ini sudah melebihi 195.000 ton.
Kami menyambut hangat setiap negara yang mempunyai niat baik untuk bergabung dalam inisiatif kemanusiaan ini.
Saya juga sangat senang melihat adanya peningkatan perdagangan Ukraina-Indonesia, yang membuktikan bahwa tren negatif pada tahun 2022 berhasil diatasi. Hal ini menunjukkan kedua negara kita memiliki hubungan bisnis yang kuat, serta minat bersama yang tinggi untuk menjalin kerja sama.
Namun, tingkat perdagangan antara Ukraina dan Indonesia saat ini tidak sesuai dengan potensi ekonomi kedua negara kita, maupun dengan permintaan pasar dalam negeri terhadap produk dan jasa. Karena itu, bersama, kita harus terus bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah kita tetapkan.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin membahas tentang pembangunan kembali Ukraina, meskipun perang masih berlangsung. Salah satu elemen penting dari program ini adalah Konferensi Pemulihan Ukraina (URC) - acara tahunan yang bertujuan untuk memobilisasi upaya internasional, guna menjamin pemulihan serta stabilitas ekonomi Ukraina yang terkena dampak perang.
URC tahun 2023 yang diadakan di London, Inggris, berhasil mempertemukan para pemimpin, menteri dan perwakilan dari 59 negara bagian, 32 organisasi internasional dan lembaga keuangan, lebih dari 500 perusahaan, dan 130 LSM.
Pada tahun 2024, Konferensi Pemulihan Ukraina akan diadakan di Berlin, Jerman pada tanggal 11-12 Juni, dan Ukraina menantikan kedatangan perwakilan Indonesia sebagai peserta baru.
Apa yang dapat dilakukan oleh Presiden Indonesia selanjutnya untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina?
Kalau ditanya apakah pemimpin Indonesia yang baru dapat melakukan sesuatu untuk Ukraina, jawabannya mungkin sangat sederhana: sama seperti apa yang dilakukan Ukraina untuk Indonesia 78 tahun yang lalu, pada tanggal 21 Januari 1946.
Pada hari itulah Wakil Tetap Ukraina untuk PBB, Dmytro Manuilsky, untuk pertama kalinya dalam sejarah mengangkat isu "kemerdekaan Indonesia" untuk dibahas di Dewan Keamanan PBB. Secara khusus, Manuilsky dalam suratnya menyatakan bahwa "situasi di Indonesia mengancam perdamaian dan keamanan global".
Kemudian pada tahun 1946-49, Ukraina sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sukses memprakarsai dan mengadakan kampanye besar-besaran untuk mengakui Indonesia sebagai negara merdeka dan mendukung Indonesia menjadi anggota PBB.
Saat ini, Indonesia adalah negara demokrasi berdaulat yang kuat, pemimpin tingkat regional yang terhormat,dan anggota penting dalam komunitas global. Suara Indonesia dalam isu-isu internasional sangatlah berpengaruh, sehingga tidak dapat diabaikan oleh siapa pun, termasuk Rusia.
Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada tanggal 20 Februari 2014, dengan pendudukan semenanjung Krimea dan sebagian wilayah Donbas. Sementara pada tanggal 24 Februari 2022, rezim fasis Moskow melancarkan agresi skala besar terhadap Ukraina, yang menyebabkan ratusan ribu orang terbunuh, jutaan orang mengungsi, dan banyak kota dan desa hancur dan habis terbakar.
Rakyat Ukraina sangat mengapresiasi lawatan damai Presiden Joko Widodo ke Ukraina pada bulan Juni 2022, dan kami berharap Indonesia dapat berkontribusi lebih lanjut dalam memulihkan perdamaian dan kedaulatan teritorial Ukraina.
Platform yang sangat penting saat ini adalah Formula Perdamaian, yang diprakarsai dan disampaikan oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy pada KTT G20 di Bali pada bulan November 2022, yang mendapat banyak dukungan di tingkat internasional.
Pada bulan Januari 2024, dalam pertemuan ke-4 yang dihadiri para ahli, lebih dari 80 negara menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam platform diskusi ini. Sangat luar biasa bahwa sebagian besar negara-negara Selatan terlibat secara aktif, dan kami berharap Indonesia juga akan turut berpartisipasi.
Kami juga percaya bahwa Indonesia dapat menjadi anggota aktif dalam inisiatif kemanusiaan lainnya, seperti memulangkan anak-anak Ukraina yang dideportasi secara ilegal ke Rusia, membantu pertukaran tawanan perang, memberikan bantuan untuk menjinakkan ranjau di tanah Ukraina, dan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke komunitas Muslim Ukraina.
Apa pun yang dapat dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakat Indonesia yang terhormat demi Perdamaian, Keadilan, dan Kemanusiaan tidak akan pernah dilupakan oleh rakyat Ukraina.
Harapan terhadap dunia untuk mengakhiri perang
Agresi Rusia tidak hanya menentukan masa depan Ukraina. Ini adalah agresi global yang dilakukan oleh negara teroris kekaisaran Rusia terhadap Kemanusiaan, terhadap Hukum, dan terhadap Demokrasi.
Namun sampai kapankah dunia harus bersabar membiarkan Rusia seperti ini? Inilah pertanyaan utama hari ini. Semakin lama agresi Rusia terhadap tatanan dunia yang berdasarkan aturan ini berlanjut, semakin besar pula dampak yang akan ditimbulkan.
Mungkin, kelak rakyat harus hidup dalam sebuah dunia di mana perang lokal tidak lagi terbatas pada tingkat lokal, karena setiap konflik militer berpotensi meluas menjadi bencana global.
Mungkin, penggunaan pangan sebagai senjata atau migrasi akan merusak keseimbangan regional dan melemahkan sistem politik negara-negara - tidak hanya di Eropa, tapi juga di Timur Tengah. Di Afrika. Di Asia. Di Amerika Latin.
Apakah Anda siap meninggalkan semua yang Anda kasihi? Rakyat Ukraina tentu tidak. Inilah jawaban kami. Pada tahun 2024 ini, seluruh dunia, seluruh umat manusia, haruslah memberikan jawaban.
Jika kita tidak bertindak sekarang, Putin dapat menyebabkan bencana besar bagi masa depan kita bersama. Orang yang bijak pasti memahami ini.
Dunia juga harus berjuang lebih keras dalam pertarungan diplomasi dan informasi untuk mengakhiri semua perang dan kekejaman, dan menuntut Dewan Keamanan PBB menggunakan kekuasaan dan wewenang yang telah dipercayakan kepadanya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas global. Untuk saat ini, yang kita lihat adalah Dewan Keamanan dilumpuhkan karena "veto" Rusia, dan gagal total dalam menghentikan invasi brutal imperialis Rusia ke Ukraina.
Hanya dengan berjuang bersama, kita dapat mengakhiri perang ini.
Seperti yang dikatakan Presiden Zelenskyy pada Konferensi Keamanan Munich beberapa hari lalu: Jangan tanya Ukraina kapan perang akan berakhir. Tanyakan kepada diri Anda sendiri, mengapa Putin masih bisa melanjutkan perang ini.
Dan perlu diingat: jika antara perang dan penghinaan Anda memilih penghinaan, maka yang akan Anda dapatkan adalah penghinaan sekaligus perang.
Bersama, kita lebih kuat. Bersama, kita dapat menaklukkan monster ini dan mengakhiri serangan yang, mungkin saja, merupakan serangan imperialis terakhir terhadap demokrasi dalam sejarah.