MARKET DATA
Big Stories 2025

Rekap Gaza 2025: Gencatan Senjata Rapuh ke Kehancuran Ekonomi Total

tfa,  CNBC Indonesia
28 December 2025 21:30
Para pengungsi Palestina berdiri di dekat genangan air hujan saat mereka berlindung di kamp tenda yang terendam banjir pada hari hujan di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, 12 Desember 2025.
Foto: Para pengungsi Palestina berdiri di dekat genangan air hujan saat mereka berlindung di kamp tenda yang terendam banjir pada hari hujan di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, 12 Desember 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

November 2025: Ekonomi Gaza Ambruk, PDB Terjun Bebas 83%

Memasuki November, dampak perang berkepanjangan tidak lagi hanya terlihat dari korban jiwa dan kehancuran fisik, tetapi juga dari keruntuhan ekonomi Gaza yang nyaris total. Laporan terbaru Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) menyebut Gaza kini berada di titik "kehancuran ekonomi total".

UNCTAD mencatat, produk domestik bruto (PDB) Gaza pada 2024 anjlok 83% dibanding tahun sebelumnya, sementara PDB per kapita terperosok menjadi hanya US$161 per tahun, setara kurang dari 50 sen dolar AS per hari.

"Situasi ini menempatkan Gaza di antara perekonomian paling terpuruk di dunia," tulis UNCTAD dalam laporannya.

Secara keseluruhan, ukuran ekonomi Gaza kini tinggal 13% dibandingkan level tahun 2022. Kondisi sosial-ekonomi memburuk drastis: inflasi melonjak 238%, tingkat pengangguran mendekati 80%, dan seluruh 2,3 juta penduduk Gaza jatuh ke bawah garis kemiskinan.

UNCTAD menegaskan bahwa operasi militer Israel sejak Oktober 2023 telah menghancurkan fondasi ekonomi Gaza dan menghapus 69 tahun kemajuan pembangunan. Kerusakan fisik juga luar biasa besar, dengan sekitar 70% bangunan di Gaza rusak atau hancur.

Untuk membangun kembali wilayah tersebut, dibutuhkan dana sedikitnya US$70 miliar dan waktu pemulihan yang diperkirakan mencapai puluhan tahun, bahkan jika konflik benar-benar berhenti.

Dampak perang juga merembet ke wilayah lain. UNCTAD menyebut Tepi Barat turut terseret ke dalam kontraksi ekonomi terdalam yang pernah tercatat, akibat pembatasan pergerakan, runtuhnya aktivitas usaha, dan ketidakpastian keamanan.

Meski gencatan senjata yang ditengahi AS berlaku sejak 10 Oktober, laporan PBB menyebut serangan udara Israel masih terjadi secara sporadis, sementara distribusi bantuan kemanusiaan berjalan lambat. Badan-badan PBB dan mediator regional menilai kondisi kemanusiaan di lapangan tetap "sangat memprihatinkan".

Desember 2025: Damai Rapuh, Masa Depan Tak Pasti

Memasuki Desember 2025, perang Israel-Hamas telah meninggalkan jejak korban jiwa yang sangat besar. Berdasarkan data otoritas kesehatan Gaza yang banyak dikutip media internasional, total korban tewas sejak konflik pecah pada Oktober 2023 hingga akhir Desember 2025 mencapai sekitar 67.600 hingga lebih dari 70.000 jiwa. Jumlah tersebut mencakup warga sipil dan kombatan, dengan puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka serius.

Sejumlah laporan bahkan menyebut angka korban berpotensi lebih tinggi jika kematian tidak langsung akibat kelaparan, penyakit, dan runtuhnya layanan kesehatan turut diperhitungkan. Akses terbatas ke wilayah konflik membuat proses verifikasi independen sulit dilakukan, namun para analis sepakat perang Gaza menjadi salah satu konflik modern dengan tingkat korban sipil tertinggi.

Meski gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat sejak 10 Oktober masih bertahan secara formal, serangan udara sporadis Israel tetap terjadi hingga akhir tahun. Distribusi bantuan kemanusiaan berjalan lambat, sementara jutaan warga Gaza hidup dalam kondisi darurat, tanpa kepastian pemulihan jangka pendek.

Dengan lebih dari dua tahun perang, kehancuran fisik, krisis pangan, runtuhnya sistem kesehatan, dan puluhan ribu korban jiwa, Gaza menutup 2025 dalam kondisi yang digambarkan lembaga internasional sebagai krisis kemanusiaan dan pembangunan terdalam dalam sejarah wilayah tersebut.

Disclaimer:

Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini.

(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]




Most Popular
Features