MARKET DATA
Big Stories 2025

Sederet Kebijakan Kontroversial Trump, Dari Tarif Hingga Shutdown

Thea Fathanah Arbar,  CNBC Indonesia
24 December 2025 22:00
ASEAN-SUMMIT/
Foto: via REUTERS/Mohd Rasfan

7. Rencana Sepihak Trump Caplok Greenland

Trump kembali memicu kontroversi dengan menyatakan Greenland penting bagi keamanan nasional AS. Ia menunjuk utusan khusus untuk wilayah tersebut, memicu protes Denmark dan otoritas Greenland.

Trump berdalih kepentingan AS di Greenland bersifat strategis, terutama terkait aktivitas Rusia dan China di kawasan Arktik. Ia menegaskan ketertarikan itu bukan didorong sumber daya alam.

Denmark dan Greenland menolak keras gagasan pencaplokan. Pemerintah Greenland menegaskan terbuka pada kerja sama keamanan, tetapi menolak segala bentuk pengalihan kedaulatan.

8. Trump Dinilai Paksa Gencatan Senjata Thailand-Kamboja

Campur tangan Trump dalam konflik perbatasan Thailand-Kamboja menuai sorotan, setelah Bangkok menilai gencatan senjata yang dimediasi sebelumnya dibuat terburu-buru di bawah tekanan Washington. Konflik dua negara tetangga Indonesia itu telah menewaskan sedikitnya 41 orang dan memicu pengungsian besar-besaran di kawasan perbatasan.

Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow menyebut kesepakatan gencatan senjata Oktober lalu disusun cepat agar dapat ditandatangani sebelum kunjungan Trump. Menurutnya, tekanan AS membuat kesepakatan lebih berorientasi pada kepentingan diplomatik Trump ketimbang penyelesaian teknis di lapangan.

Trump mendorong gencatan senjata tersebut melalui jalur diplomasi yang dimediasi Malaysia, sembari mengancam akan menahan fasilitas perdagangan AS jika kedua negara tidak menyetujui kesepakatan. Departemen Luar Negeri AS bahkan secara terbuka mendesak Thailand dan Kamboja menghentikan permusuhan, menarik senjata berat, dan menghapus ranjau darat sesuai Perjanjian Perdamaian Kuala Lumpur.

Namun, minimnya detail teknis membuat gencatan senjata gagal bertahan. Thailand menuding Kamboja melanggar kesepakatan, sementara Phnom Penh menuduh Bangkok melanjutkan serangan udara usai pertemuan ASEAN.

Sengketa ranjau darat kembali menjadi titik panas, menegaskan bahwa tekanan politik dari Washington belum mampu meredakan konflik secara berkelanjutan pada dua tetangga RI tersebut.

9. 'Perang' dengan Venezuela, Trump Tekan Maduro dari Laut

Trump meningkatkan eskalasi tekanan terhadap Venezuela dengan langkah keras yang dinilai sebagai awal konfrontasi terbuka. Washington kini tak hanya mengandalkan sanksi ekonomi, tetapi juga kekuatan militer untuk menekan pemerintahan Presiden Nicolás Maduro.

Pada 16 Desember, Trump memerintahkan blokade angkatan laut terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi keluar-masuk Venezuela. Militer AS dilaporkan menyita dua kapal tanker di lepas pantai negara itu, sementara kapal perang dikerahkan dalam jarak serang.

Operasi laut ini dimulai setelah Trump menyalahkan Maduro atas krisis migran Venezuela di AS, menyebut ratusan ribu warga negara itu masuk ke Amerika Serikat. Migrasi besar-besaran ini merupakan bagian dari hampir delapan juta warga Venezuela yang meninggalkan negaranya sejak 2013 akibat krisis ekonomi dan represi politik.

Isu narkoba menjadi senjata utama Trump. Pemerintah AS menetapkan Tren de Aragua dan Cartel de los Soles sebagai Organisasi Teroris Asing, bahkan menuding Maduro memimpin jaringan kartel tersebut. Trump juga menuduh pemerintah Venezuela menggunakan minyak "curian" untuk mendanai kejahatan lintas negara.

Pemerintah Venezuela membantah tuduhan itu dan menilai langkah AS sebagai ancaman serius terhadap kedaulatan negara serta upaya menguasai cadangan minyaknya. Sejumlah analis menilai eskalasi ini telah melampaui tekanan diplomatik, dan dapat menandai babak baru konflik AS-Venezuela yang berpotensi semakin memanas.

=

Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini.

(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]




Most Popular
Features