Warga Dirudal Jet Tempur Saat Nobar SEA Games di Warung, 18 Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara menghantam sebuah kedai teh di kawasan Sagaing, Myanmar, menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai 20 lainnya.
Serangan pada pekan lalu itu menjadi bagian dari rangkaian serangan udara mematikan yang kerap dilancarkan militer Myanmar terhadap kelompok-kelompok prodemokrasi bersenjata. Namun, korban jiwa dari serangan udara sering kali berasal dari warga sipil yang berada di lokasi-lokasi publik.
Myanmar terus berada dalam kondisi bergolak sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Penumpasan demonstrasi damai dengan kekerasan memicu banyak warga memilih angkat senjata, menyebabkan sebagian besar wilayah negara itu terjerumus dalam konflik berkepanjangan.
Mengutip The Associated Press, Selasa (9/12/2024), insiden ini terjadi pada 5 Desember, tak lama setelah pukul 20.00 waktu setempat, di Desa Mayakan, Kabupaten Tabayin, sekitar 120 kilometer di barat laut Mandalay. Daerah tersebut juga dikenal dengan nama lamanya, Depayin.
Seorang warga yang bergegas menuju lokasi untuk memberikan bantuan mengatakan kepada bahwa seorang anak berusia 5 tahun serta dua guru sekolah termasuk di antara korban tewas. Mereka berada di kedai teh tempat puluhan orang berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola SEA Games Myanmar vs Filipina di televisi.
Kedai teh di Myanmar memiliki fungsi sosial yang penting, layaknya kedai kopi di Barat, menjadi tempat warga bersantai dengan teh manis, berdiskusi, makan, dan terhubung dengan aktivitas komunitas sehari-hari.
Warga tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut ditangkap militer, mengatakan jet tempur menjatuhkan dua bom yang meledak sesaat setelah sirene serangan udara berbunyi.
Banyak warga yang berada dalam kedai teh tidak sempat mencari perlindungan. Lebih dari 20 rumah di sekitar lokasi juga mengalami kerusakan akibat ledakan.
Menurut sumber yang sama, tidak ada pertempuran dalam beberapa waktu terakhir di wilayah tersebut, meski Sagaing dikenal sebagai salah satu basis perlawanan terhadap junta militer.
Pemerintah militer meningkatkan serangan udara terhadap kelompok bersenjata pro-demokrasi People's Defense Force serta milisi etnis dalam upaya merebut kembali wilayah menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada 28 Desember. Kelompok perlawanan tidak memiliki kemampuan pertahanan terhadap serangan dari udara.
Pihak militer belum mengumumkan adanya operasi atau serangan di kawasan tersebut.
Warga mengatakan setelah pemakaman para korban yang digelar pada Sabtu, beberapa penduduk desa melarikan diri. Sementara itu, sebagian lainnya tetap tinggal namun mulai menggali tempat perlindungan dari bom karena khawatir serangan serupa dapat terulang kapan saja.
Â
(luc/luc)[Gambas:Video CNBC]