Baju White Label Berserakan di Pasar Tanah Abang, Ini Tipe Terbanyak

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 05/12/2025 19:30 WIB
Foto: Penjualan pakaian white label banyak ditemukan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri tekstil Indonesia tak hanya terancam oleh pakaian impor baru dan bekas, tetapi juga oleh pakaian impor tanpa label atau dikenal "white label".

Masifnya penjualan pakaian white label ditemui di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hasil penelusuran CNBC Indonesia di Pasar Tanah Abang, Jumat (5/12/2025), tampak banyak pakaian white label yang dijual. Mirisnya, beberapa pedagang ada yang mengaku pakaian tersebut produksi lokal.

Adapun pakaian white label yang banyak ditemui merupakan pakaian wanita dan anak-anak. Untuk wanita, jenisnya mulai dari blazer, kemeja, kaos, hingga jas. Sedangkan untuk anak-anak, jenisnya yakni piyama, pakaian bayi, kaos, dan lain-lain.


Saat ditemui CNBC Indonesia, beberapa pedagang mengatakan bahwa pakaian tersebut berasal dari China. Tetapi juga ada yang dari lokal, namun labelnya bertuliskan huruf mandarin.

Salah satunya Leni (samaran), penjual pakaian anak-anak, di mana Ia mengungkapkan pakaian-pakaian yang Ia jual merupakan produksi lokal. Namun nyatanya, ada label tulisan mandarin di beberapa pakaian anak-anak.

"Di sini pakaiannya buatan lokal kok," kata Lani," kata Lani saat ditemui CNBC Indonesia, Jumat (5/12/2025).
Ketika ditanya asal pakaian tersebut, Ia tidak mengetahuinya karena Ia hanya berjualan saja.

"Engga tau produksi mana, itu yang tahu bos sini, saya cuma jualan saja," lanjutnya.

Berbeda dengan Lani, Lisa (samaran), penjual pakaian impor lainnya justru sudah mengetahui pakaian yang Ia jual mayoritas berasal dari China.

"Di sini kami jualan pakaian impor dari China, juga ada dari negara lain, tapi kebanyakan dari China," kata Lisa.

Namun sayangnya, Ia tidak mengetahui siapa yang memasok pakaian kepada pemilik toko.

"Kalau dari mana pastinya, saya kurang paham ya, itu urusan bos (pemilik toko) sih, saya cuma jual-jualin pakaiannya," ucap Lisa.

Di tokonya, Lisa mengungkapkan melayani permintaan pelanggan yang ingin melakukan kustomisasi pakaian, mulai dari desain, ukuran, hingga pelanggan bisa menentukan label sendiri.

"Kalau kata bos, pakaiannya bisa di custom, tapi engga bisa satuan ya, harus grosiran, bisa custom desain, bisa juga label pelanggan yang nentuin, tapi itu nanti sama bos biasanya, saya cuma jual-jualin aja yang sudah ada," ujarnya.

Foto: Penjualan pakaian white label banyak ditemukan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Penjualan pakaian white label banyak ditemukan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Menteri Maman Sebut Peredaran Baju White Label Sudah Nggak Karuan

Sebelumnya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengungkapkan pakaian impor baru white label semakin banyak ditemui di pasar 'becek', alias pasar tradisional. Hal ini membuat industri tekstil dan UMKM yang penjual pakaian lokal makin terancam.

Menurut dia, fenomena maraknya impor pakaian white label membuat pasar domestik semakin tidak terkendali.

"Jadi white label itu baju yang diproduksi dalam jumlah besar masuk ke Indonesia, dikasih cap stempel. Nggak tau itu udah nggak karuan itu," kata Maman dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2025 di Jakarta, Senin (1/12/2025) lalu.

Maman menegaskan, sehebat apa pun dukungan pembiayaan, pelatihan, dan pembukaan akses pasar yang diberikan pemerintah, UMKM tetap akan kesulitan berkembang jika kondisi pasar tidak tertata.

"Artinya, yang saya mau bilang, sebaik-baik apapun, sekuat-kuat apapun akses pembiayaan yang dibantu, di-top up oleh pemerintah, sehebat-hebat apapun pelatihan yang kita berikan kepada UMKM, sehebat-hebat apapun pembukaan marketing, rumus apapun. Saya pikir selama lapangannya belum bisa disterilisasi, nggak akan mungkin UMKM bisa survive," ucap dia.

Ia bahkan menyebut sejumlah komoditas lokal yang kini kalah oleh barang impor.

"Jangankan itu, jilbab saja sekarang impor tuh, batik aja sekarang udah batik-batik impor dari China itu udah masuk. Ini kalau saya bicara dari sektor fashion," sambung Maman.

Maman menegaskan, pemerintah akan mengambil langkah tegas dalam waktu dekat untuk menutup jalur masuk produk-produk tersebut.

"Makanya kalau nanti lihat dalam waktu satu bulan ini kita tegas tuh, di hulu tuh kita tutup semua. Supaya apa? Supaya ada playing fair dalam pertarungan di Indonesia ini," jelas Maman.

Foto: Penjualan pakaian white label banyak ditemukan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Penjualan pakaian white label banyak ditemukan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Tekstil di Ujung Tanduk,6 Pabrik Terancam Gulung Tikar