MARKET DATA
Internasional

Resmi! UE Sepakat Bikin Rusia Miskin, Jualan Putin Dibuat Tak Laku

Thea Fathanah Arbar,  CNBC Indonesia
03 December 2025 21:10
FILE - A Russian construction worker speaks on a mobile phone during a ceremony marking the start of Nord Stream pipeline construction in Portovaya Bay some 170 kms (106 miles) north-west from St. Petersburg, Russia on April 9, 2010. Europe is short of gas. Russia could in theory supply more beyond its long-term agreements, but hasn't, leading to accusations it is holding back to pressure Europe to approve a new controversial Russian pipeline.  (AP Photo/Dmitry Lovetsky, File)
Foto: AP/Dmitry Lovetsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) resmi mencapai kesepakatan dengan Parlemen Eropa untuk menghentikan seluruh impor gas dari Rusia secara bertahap, dengan tenggat akhir pada 2027. Langkah ini menjadi tonggak baru dalam upaya blok tersebut mengakhiri ketergantungannya pada energi Rusia selama bertahun-tahun.

Melansir Reuters pada Rabu (3/12/2025), dalam kesepakatan tersebut, impor gas alam cair (LNG) dari Rusia akan dilarang penuh mulai akhir 2026, sementara impor gas pipa akan dihentikan seluruhnya pada musim gugur 2027.

Untuk kontrak jangka pendek yang sudah ada sebelum 17 Juni 2025, larangan LNG berlaku mulai 25 April 2026 dan larangan gas pipa pada 17 Juni 2026. Adapun untuk kontrak jangka panjang, larangan LNG akan berlaku 1 Januari 2027 dan gas pipa paling lambat 1 November 2027.

"Ini adalah kemenangan besar bagi kami dan seluruh Eropa," ujar Menteri Iklim Denmark, Lars Aagaard.

"Kita harus mengakhiri ketergantungan Uni Eropa pada gas Rusia, dan melarangnya secara permanen merupakan langkah besar ke arah yang benar," tambahnya. Pernyataan itu menegaskan urgensi UE mengamankan pasokan energi dari sumber yang lebih stabil dan beragam.

Anggota Parlemen Eropa asal Finlandia, Ville Niinistö, menyebut kesepakatan tersebut sebagai "hasil bersejarah." Menurutnya, UE memasuki era baru yang bebas dari gas dan minyak Rusia, sehingga Moskow tidak lagi dapat menggunakan energi sebagai alat tekanan politik. Pernyataan ini menggambarkan dimensi geopolitik yang lebih luas di balik keputusan tersebut.

Ketergantungan energi UE terhadap Rusia memang telah anjlok sejak invasi Moskow ke Ukraina pada 2022. Porsi impor gas Rusia turun drastis dari sekitar 45% menjadi hanya 12% pada Oktober 2024.

Meski demikian, beberapa negara seperti Hongaria, Prancis, dan Belgia masih menerima pasokan gas Rusia, sehingga regulasi ini diharapkan memberikan kepastian hukum bagi seluruh kawasan.

Dari sisi nilai ekonomi, UE masih mengimpor LNG Rusia senilai sekitar 4,5 miliar euro (Rp78,3 triliun) pada paruh pertama 2025. Tahun lalu, total impor gas dan produk olahan dari Rusia mencapai 15,6 miliar euro (Rp271,4 triliun). Regulasi baru ini diharapkan menghentikan aliran dana tersebut sekaligus menekan pendapatan energi Rusia.

Kesepakatan ini juga memuat klausul keselamatan jika suatu negara anggota menghadapi ancaman serius terhadap keamanan pasokan energi, Komisi Eropa dapat memberikan izin sementara untuk menangguhkan larangan impor gas. Namun pengecualian itu hanya dapat dilakukan jika negara tersebut menyatakan keadaan darurat.

UE juga tengah menyiapkan langkah lanjutan terkait minyak Rusia. Komisi Eropa akan mengajukan rencana untuk menghentikan ekspor minyak Rusia ke Slovakia dan Hungaria pada akhir 2027. Kedua negara tersebut hingga kini masih sangat bergantung pada energi fosil Rusia dan kerap memblokir keputusan strategis terkait Ukraina.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Siap Perang dengan Rusia, Perintahkan Timbun Makanan-Bahan Bakar


Most Popular