Internasional

Breaking! Uni Eropa Jatuhkan "Bom" Baru ke Rusia, Putin Dibuat Miskin

luc, CNBC Indonesia
23 October 2025 16:19
Bendera Uni Eropa. (REUTERS/Johanna Geron)
Foto: Bendera Uni Eropa. (REUTERS/Johanna Geron)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa kembali memperketat tekanan ekonomi terhadap Moskow dengan secara resmi mengadopsi paket sanksi ke-19 terhadap Rusia pada Kamis (23/10/2025), sebagai bagian dari respons atas perang yang terus berlangsung di Ukraina. Paket terbaru ini mencakup larangan impor gas alam cair (LNG) asal Rusia.

Keputusan ini diambil setelah 27 negara anggota Uni Eropa mencapai konsensus pada Rabu malam, menyusul keputusan Slovakia untuk mencabut keberatannya terhadap rancangan sanksi tersebut.

"Itu adalah paket yang signifikan karena menargetkan sumber pendapatan utama Rusia melalui langkah-langkah baru di sektor energi, keuangan, dan perdagangan," ujar Presidensi bergilir Uni Eropa dari Denmark dalam pernyataan resminya, dilansir Reuters.

Larangan impor LNG Rusia akan diberlakukan dalam dua tahap. Untuk kontrak jangka pendek, penghentian akan berlaku dalam waktu enam bulan ke depan. Sementara untuk kontrak jangka panjang, larangan penuh akan dimulai pada 1 Januari 2027.

Langkah ini mempercepat satu tahun lebih awal dari peta jalan Komisi Eropa yang sebelumnya menargetkan penghentian total ketergantungan terhadap bahan bakar fosil Rusia pada 2028.

Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, menyebut keputusan tersebut sebagai "langkah penting menuju penghentian total ketergantungan energi Uni Eropa terhadap Rusia."

Selain larangan LNG, paket sanksi ke-19 ini juga memperkenalkan sejumlah langkah baru yang menargetkan sumber keuangan dan jaringan dukungan Rusia di luar negeri.

Dalam pernyataannya di platform X, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan bahwa sanksi ini menyasar bank-bank Rusia, bursa kripto, serta sejumlah entitas di India dan Tiongkok yang diduga membantu Moskow menghindari pembatasan ekonomi internasional.

"Uni Eropa membatasi pergerakan para diplomat Rusia untuk melawan upaya destabilisasi. Semakin sulit bagi Putin untuk mendanai perang ini," tulis Kallas.

Langkah tersebut termasuk pembatasan pergerakan diplomatik Rusia di dalam wilayah Uni Eropa, di mana diplomat Rusia kini hanya akan diizinkan melakukan perjalanan dalam radius tertentu dari lokasi kerja resminya.

Langkah ini dimaksudkan untuk menghambat aktivitas intelijen dan kampanye pengaruh Rusia di Eropa.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara NATO Ini Mendadak Selamatkan Rusia dari 'Bom' Terbesar Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular