Internasional

Duar! Rudal Setan II Putin Meledak, Timbulkan Kawah Besar

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 03/12/2025 13:04 WIB
Foto: Rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat yang dikenal sebagai rudal setan 2. (AFP/HANDOUT)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) Rusia yang ditembakkan dari silo bawah tanah di selatan negara itu meledak, Jumat. Laporan yang diungkap Selasa menyebut, ledakan terjadi saat rudal itu sedang diuji coba di sekitar pangkalan udara Dombarovsky di Oblast Orenburg dekat perbatasan Rusia-Kazakhstan.

Sebuah video yang diunggah oleh situs blog Rusia MilitaryRussia.ru di Telegram, yang dibagikan secara luas di platform media sosial, menunjukkan bagaimana rudal tersebut menyimpang dari jalurnya segera setelah peluncuran sebelum berputar terbalik dan kehilangan daya, lalu jatuh tak jauh dari lokasi peluncuran. Mengutip Telegrap, Rabu (3/12/2025), rudal itu bahkan tidak mencapai 4.000 kaki.

"Rudal itu mengeluarkan sebuah komponen sebelum menghantam tanah. Mungkin sebagai bagian dari rangkaian penyelamatan muatan," kata seorang peneliti senior di Institut Penelitian Perlucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Pavel Podvig, yang melihat video itu.


Kecelakaan itu disertai bola api dan awan berwarna cokelat kemerahan, menunjukan tanda-tanda campuran beracun hidrazin dan nitrogen tetroksida yang digunakan untuk bahan bakar ICBM terkuat Rusia tersebut. Citra satelit yang diambil sejak Jumat menunjukkan kawah dan bekas luka bakar di dekat silo rudal.

Para analis mengatakan, dari kondisi peluncuran, kemungkinan besar yang meledak adalah rudal Setan II Rusia, RS-28 Sarmat. Senjata ini dirancang untuk mencapai target lebih dari 18.000 kilometer, menjadikannya rudal dengan jangkauan terjauh di dunia.

Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional, rudal Sarmat adalah ICBM tugas berat generasi terbaru Rusia, yang mampu membawa muatan hingga 10 hulu ledak nuklir besar. Senjata ini adalah kombinasi hulu ledak dan penanggulangan, atau wahana luncur hipersonik.

Sederhananya, Sarmat adalah senjata kiamat yang dirancang untuk digunakan dalam perang nuklir besar-besaran antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Sarmat sebagai "senjata yang benar-benar unik" yang akan "memberikan bahan renungan bagi mereka yang, di tengah panasnya retorika agresif yang membabi buta, mencoba mengancam negara kita".

Sarmat seharusnya menggantikan armada ICBM strategis R-36M2 Rusia yang sudah tua. Namun ini dibangun di Ukraina.

"Jika ini memang kegagalan Sarmat lainnya, hal itu akan sangat merugikan masa depan pencegahan Rusia dalam jangka menengah," kata Etienne Marcuz, seorang analis persenjataan strategis di Foundation for Strategic Research, sebuah lembaga riset Prancis.

"Rudal R-36M2 yang menua, yang membawa sebagian besar hulu ledak strategis Rusia, akan semakin terdorong untuk digantikan, sementara perawatannya, yang sebelumnya ditangani oleh Ukraina hingga 2014, masih sangat tidak pasti," jelasnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Putin Bertemu Utusan Trump, Perdamaian Rusia-Ukraina Makin Dekat?