Laut Hitam Panas, Kapal Tanker Diserang-Erdogan Ngamuk
Jakarta, CNBC Indonesia - Laut Hitam kini panas. Hal itu akibat maraknya penyerangan ke kapal tanker minyak di wilayah perairan tersebut.
Selasa, Turki melaporkan sebuah kapal tanker baru diserang di Laut Hitam dalam perjalanan ke Georgia. Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah dua kapal tanker lainnya terkena ledakan di lepas pantai Ankara, di mana keamanan Ukraina mengaku bertanggung jawab dan mengatakan kapal itu "secara diam-diam mengangkut minyak Rusia".
Insiden terbaru pada Selasa pagi mengenai Midvolga 2, yang melaporkan bahwa kapal tersebut diserang 80 mil laut dari pantai Turki. Kapal itu sedang menuju pelabuhan Sinop, yang terletak di wilayah tengah pesisir Laut Hitam Turki yang membentang sekitar 1.600 kilometer di sepanjang sisi selatan negeri itu, saat diserang drone.
Dalam pengumuman di X, Badan Maritim Turki mengatakan kapal tanker itu berlayar dari Rusia ke Georgia dengan muatan minyak bunga matahari dengan 13 awak di dalamnya. Beruntung kapal tersebut tidak mengalami kerusakan parah dan semua awak selamat.
Ukraina sendiri mempertanyakan apa yang dilakukan kapal tersebut di area tersebut. Namun negara itu membantah terlibat.
"Ukraina tidak ada hubungannya dengan insiden ini, dan kami secara resmi membantah tuduhan semacam itu yang dibuat oleh propaganda Rusia," juru bicara Kementerian Luar Negeri Georgii Tykhyi di X.
"Lebih lanjut, dugaan rute dari Rusia ke Georgia melintasi ZEE Turki tidak masuk akal dan menunjukkan bahwa Rusia mungkin telah merencanakan semuanya," klaimnya.
Erdogan Ngamuk
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak di Laut Hitam merupakan "eskalasi yang mengkhawatirkan". Selama ini, Turki, yang berupaya menjaga hubungan dengan Moskow dan Kyiv selama perang dan mengendalikan Selat Bosporus, jalur penting menuju Laut Hitam yang digunakan untuk mengangkut gandum Ukraina dan minyak Rusia menuju Mediterania.
"Kami tidak dapat dalam keadaan apa pun menerima serangan ini, yang mengancam keselamatan navigasi, lingkungan, dan kehidupan di zona ekonomi eksklusif kami," katanya.
"Konflik antara Rusia dan Ukraina jelas telah mencapai tahap yang mengancam keselamatan navigasi di Laut Hitam," ujarnya lagi.
"Kami mengeluarkan peringatan yang diperlukan kepada pihak-pihak terkait."
Sebelumnya, Jumat, dua kapal tanker minyak kosong yang keduanya berbendera Gambia, Virat dan Kairos, terkena ledakan yang tidak menimbulkan korban luka. Kairos ditabrak dalam perjalanan menuju pelabuhan Laut Hitam Novorossiysk, dengan tim penyelamat mengevakuasi 25 awaknya.
Virat ditabrak kemudian. Kapal tersebut berada sekitar 400 km ke timur saat melaporkan ledakan kedua pada dini hari Sabtu, tetapi tidak ada dari 20 awaknya yang terluka.
Sebenarnya, Mmnurut VesselFinder, kedua kapal tanker tersebut dikenai sanksi Barat karena mengangkut minyak dari pelabuhan Rusia yang melanggar embargo yang diberlakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar ketiga di dunia.
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]