Internasional

Fenomena Jutaan Warga China Mendadak Berebut Jadi PNS, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 28/11/2025 14:25 WIB
Foto: Penumpang memasuki Stasiun Kereta Api Beijing untuk kereta mereka saat perjalanan wisata Festival Musim Semi tahunan dimulai menjelang Tahun Baru Imlek China, di Beijing, Cina 21 Januari 2019. REUTERS / Jason Lee

Jakarta, CNBC Indonesia - China mencatat rekor baru pendaftar untuk ujian nasional pegawai negeri sipil (PNS) yang sangat sulit akhir pekan ini, mencerminkan adanya pergeseran signifikan dalam aspirasi tenaga kerja di tengah ketidakpastian ekonomi. Sekitar 3,7 juta orang mendaftar untuk memperebutkan 38.100 posisi yang tersedia, menghasilkan rasio persaingan rata-rata yang ekstrem 97 pelamar untuk setiap satu pekerjaan.

Fenomena ini menunjukkan meningkatnya keinginan pekerja China untuk mencari pekerjaan di sektor publik daripada sektor swasta yang lebih berisiko. Ujian ini menjadi pintu gerbang menuju "mangkuk nasi besi", sebuah idiom dari era Maois yang merujuk pada pekerjaan yang aman dan terjamin seumur hidup.

"Siang hari untuk presentasi PowerPoint, malam hari untuk rumus dan buku bergambar, bangun pukul 4 pagi adalah waktu untuk mempersiapkan ujian," ujar seorang ibu 35 tahun yang berbagi rutinitas hariannya di platform Xiaohongshu dan dikutip The Guardian, Jumat (28/11/2025).



Latar belakang dari serbuan massal ini adalah kondisi ekonomi yang menantang. Tingkat pengangguran umum China berada di angka 5,1%, namun tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun (di luar mahasiswa) masih tinggi, mencapai 17,3%. Perang dagang dan permintaan konsumen yang lemah pasca-pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi, dan tahun depan, pasar tenaga kerja harus menyerap rekor 12,7 juta lulusan baru.

George Magnus, research associate di Oxford University's China Centre, menjelaskan bahwa fenomena ini adalah respons logis terhadap perubahan struktur pasar kerja. Struktur pekerjaan telah bergeser dari pekerjaan bergaji tinggi/berketerampilan tinggi di sektor manufaktur ke pekerjaan bergaji rendah/berketerampilan rendah di sektor informal, di mana tunjangan dan pensiun cenderung tidak pasti.

"Dengan 12 juta lulusan masuk ke pasar setiap tahun... preferensi terhadap pekerjaan sektor pemerintah yang aman tidak sulit dipahami," ujar Magnus.


Pemerintah merespons kebutuhan ini dengan menaikkan batas usia pelamar untuk pertama kalinya. Batas usia untuk pelamar umum dinaikkan dari 35 menjadi 38 tahun, dan untuk lulusan pascasarjana dari 40 menjadi 43 tahun.

Perubahan ini bertujuan mengatasi "kutukan usia 35," di mana perusahaan-perusahaan sering menolak mempekerjakan individu yang melampaui usia pertengahan 30-an mereka.

Kenaikan batas usia ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk secara bertahap menaikkan usia pensiun, dari 60 menjadi 63 tahun untuk pria, guna mengatasi populasi yang menua dan anggaran pensiun yang menyusut.

Ujian PNS China sendiri dikenal sangat sulit, menguji pengetahuan kandidat dalam hukum, fisika, biologi, politik, dan penalaran. Sejak tahun lalu, ujian ini juga mencakup bagian teori politik yang sangat spesifik, yang menuntut kandidat memiliki kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah menggunakan teori inovatif Partai Komunis, termasuk pidato-pidato utama Presiden Xi Jinping dalam 12 bulan terakhir.


(tps/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Simak! Jurus Jakarta Atasi Pengangguran - Bantu Driver Ojol Cs