Pergerakan "Senyap" China Membuahkan Hasil, AS Tak Lagi Seperkasa Itu
Jakarta, CNBC Indonesia - Keseimbangan kekuatan militer di kawasan Indo-Pasifik bergeser signifikan. Menurut laporan tahunan Asia Power Index yang dikeluarkan oleh think tank Australia, Lowy Institute, China secara cepat mempersempit jurang kapabilitas militernya dengan Amerika Serikat (AS).
Lowy Institute mencatat bahwa pada tahun 2025, keunggulan AS dalam hal kapabilitas militer hanya tersisa dua pertiga dari apa yang dimilikinya pada tahun 2017.
Capaian ini menjadi bukti konkret atas ambisi China di bawah Presiden Xi Jinping untuk membangun militer "kelas dunia" pada 2049. Secara keseluruhan, AS masih memuncaki daftar kekuatan komprehensif (skor 80.4), namun China (73.7) menjadi satu-satunya superpower lain dalam daftar tersebut.
Kemajuan China sebagian besar didorong oleh inovasi dalam peperangan udara dan laut, serta peningkatan dalam teknologi dan keberlanjutan sistem, khususnya pada sistem jarak jauh dan kemampuan area-denial, senjata yang dirancang untuk mempersulit intervensi AS.
"Sementara fokus strategis Washington bersifat global, sumber daya militer Beijing terkonsentrasi lebih dekat ke dalam negeri," kata Lowy dalam laporan itu dikutip Newsweek, Kamis (27/11/2025).
Meskipun demikian, AS tetap memegang keunggulan mutlak dalam kategori "jaringan pertahanan" (defense networks), yang mengevaluasi aliansi, transfer senjata, dan diplomasi pertahanan sebagai pengganda kekuatan. AS memimpin dengan skor 81.4, sementara China (18.9) tertinggal jauh dengan jaringan pertahanan terkuat kedelapan. Jepang (38.8) dan Australia (62.6) menjadi sekutu kunci AS dalam jaringan ini.
Peningkatan kekuatan China ini disorot di tengah eskalasi ketegangan terkait Laut China Selatan dan Taiwan, yang merupakan flashpoint utama dengan sekutu perjanjian AS, Filipina. Sebagai respons, AS telah meningkatkan laju latihan militer gabungan dan memperluas penjualan senjata ke mitra regional, langkah yang dikritik Beijing karena dianggap tidak stabil.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Zhang Xiaogang, membela posisi Beijing. Ia mengatakan militer China ada untuk kemajuan perdamaian di Pasifik.
"China selalu menjadi penjaga dan pembangun perdamaian dan pembangunan di kawasan Asia-Pasifik. Militer China akan bekerja sama dengan negara-negara regional untuk menentang hegemonisme yang merugikan Asia-Pasifik," ujarnya.
(tps/luc)[Gambas:Video CNBC]