Eks Siklon Tropis Senyar OTW Malaysia, 3 Provinsi Sumatra Masih Bahaya
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyarakan, Siklon Tropis SENYAR yang memicu peningkatan intensitas hujan secara signifikan di wilayah ujung Sumatra kini telah punah. Namun, bukan berarti ancaman cuaca ekstrem berlalu.
BMKG memprakirakan kondisi cuaca di Indonesia sepekan ke depan akan didominasi hujan ringan hingga hujan ekstrem.
Untuk periode tanggal 28-30 November 2025, BMKG mengingatkan wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat berpotensi mengalami hujan lebat dan sangat lebat.
Sementara, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat masih terancam potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem.
Disebutkan, Siklon Tropis SENYAR yang sebelumnya evolusi dari Bibit SIklon Tropis 95B yang terbentuk di Selat Malaka, telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah sekitarnya termasuk Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
BMKG mencatat pada periode 25-27 November 2025 beberapa kota/kabupaten di wilayah-wilayah tersebut mengalami hujan dengan intensitas mencapai kategori ekstrem termasuk diantaranya Aceh Utara, Aceh (310.8 mm/hari), Medan, Sumatra Utara (262.2 mm/hari), Tapanuli Tengah, Sumatra Utara (229.7 mm/hari), dan Padang Pariaman, Sumatra Barat (154 mm/hari).
Kondisi ini diperparah munculnya Gelombang Rossby Ekuator yang terpantau aktif di wilayah yang sama dengan siklon tropis tersebut turut berkontribusi dalam meningkatkan intensitas curah hujan tersebut.
Sistem Ex-Siklon SENYAR Menuju Malaysia
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, per hari ini, Jumat (28/11/2025 pukul 06.00 WIB), Sistem Ex-Siklon Senyar mengalami pelemahan intensitas seiring masuknya ke daratan Malaysia.
"Saat ini berada di Daratan Selangor, Malaysia dengan pergerakan menuju ke arah timur-timur laut menuju daratan Malaysia," kata Andri dalam keterangannya.
Dalam 24 jam kecepatan angin maksimum cenderung menurun namun ada potensi naik perlahan seiring pergerakan di perairan Laut China Selatan.
"Potensi ex-siklon tropis SENYAR untuk tumbuh kembali menjadi siklon tropis dalam kategori potensi RENDAH," ungkap Andri.
Meski begitu, sistem ini disebut masih akan tetap memberikan dampak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem serta angin kencang di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau, serta gelombang kategori tinggi (2.5 - 4.0 m) berpotensi terjadi di wilayah Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Nias.
"Sampai dengan 24 jam ke depan hingga Sabtu, 29 November 2025 pukul 07.00 WIB. Potensi Hujan sedang - lebat dapat terjadi di Aceh, Sumatra Utara. Hujan lebat - sangat lebat di Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau. Angin kencang di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau," kata Andri.
Peringatan Dini Cuaca Sepekan ke Depan
Sepekan ke depan, mulai hari ini, Jumat (28 November 2025) hingga Selasa (4 Desember 2025), BMKG mengingatkan adanya pengaruh gelombang atmosfer yang bisa memicu cuaca signifikan di Indonesia.
"BMKG memprakirakan perpaduan fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal masih akan mempengaruhi cuaca di Indonesia hingga sepekan ke depan. Pada skala global, Dipole Mode Index (DMI) saat ini tercatat bernilai −0.6, yang mengindikasikan adanya potensi peningkatan pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat," demikian mengutip Prospek Cuaca Sepekan yang dirilis BMKG di situs resmi, dikutip Jumat (28/11/2025).
"Selain itu, kondisi La-Nina lemah, yang ditandai dengan indeks Nino 3.4 Relatif sebesar -0.42 dan Southern Oscillation Index (SOI) sebesar +15.5, akan meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia bagian timur," tulis BMKG.
Di sisi lain, BMKG mencatat adanya penguatan Monsun Asia yang ditandai dengan nilai West North Pacific Monsoon Index (WNPMI) yang signifikan serta dominasi komponen angin zonal baratan di wilayah Indonesia semakin meningkatkan pasokan uap air dari Samudra Hindia dan memicu pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Madden-Julian Oscillation (MJO) diprediksi berada pada fase 6 (Western Pacific), namun secara spasial fenomena ini diperkirakan aktif di sebagian wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
Selain itu, kombinasi antara MJO, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby Ekuator pada wilayah dan periode yang sama diprediksi akan terjadi di wilayah Selat Malaka, Samudera Hindia barat Aceh, dan Samudera Hindia selatan pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur. Fenomena tersebut diprediksi akan mendukung peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.
Ada pula Siklon Tropis KOTO (65 knot, 975 hPa) yang diperkirakan berada di Laut Cina Selatan Timur Vietnam, dengan intensitas yang cenderung stabil dengan pergerakannya ke arah barat daya-barat menuju Laut Cina Selatan.
"Keberadaan siklon tropis ini juga diperkirakan akan memberikan dampak tidak langsung terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kepulauan Riau serta gelombang tinggi hingga 4 meter di wilayah Perairan Kalimantan Utara, Laut Sulawesi bagian barat, Perairan Kepulauan Anambas bagian selatan, Selat Karimata bagian utara, Perairan Kepulauan Bintan hingga Lingga, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Subi hingga Serasan, dan Perairan Kepulauan Anambas bagian utara," papar BMKG.
[Gambas:Video CNBC]