Menteri Maman Jamin Pedagang Thrifting yang Alih Usaha Bakal Dapat KUR
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman memastikan, pemerintah tidak meninggalkan para pedagang thrifting yang akan beralih usaha ke produk UMKM, menyusul penegakan hukum impor ilegal pakaian bekas. Ia menegaskan, para pedagang justru bisa memperoleh fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung transisi tersebut.
"Bisa dong, sangat bisa (dapat KUR, bagi pedagang thrifting yang ingin beralih usaha ke produk UMKM). Justru arahnya kita kan ke sana," kata Maman saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Maman menegaskan, kebijakan penutupan keran impor pakaian bekas bukan untuk membatasi aktivitas ekonomi pedagang. Pemerintah, kata dia, justru sedang menyiapkan jalan agar mereka bisa tetap bergerak dan beralih ke dagangan berbasis produk lokal.
"Biar lebih tertata kan semua, biar teman-teman itu juga lebih... kan gini, tolong ya, jangan menganggap bahwa urusan menutup keran impor barang bekas ini kita ingin membatasi aktivitas ekonomi pedagang itu, enggak. Justru inilah tadi, kami Kementerian UMKM melakukan ini, segera kita dorong substitusi, supaya mereka tetap bisa ekonominya bergerak," jelasnya.
Menurut Maman, langkah awal pemerintah adalah menata kondisi pasar yang saat ini banyak dipenuhi pakaian bekas impor ilegal, termasuk impor pakaian jadi produk white label atau tanpa merek.
"Pertama, sekarang lapangannya harus disterilisasi dulu. Yang kedua, konsistensi. Semua ini kan kata kuncinya adalah konsistensi. Konsisten enggak kita menutup yang di hulunya," ucap dia.
Ia menggambarkan kondisi pasar yang kini "becek" akibat banjir pakaian bekas dan barang impor ilegal. Pemerintah ingin membersihkan situasi itu agar produk lokal bisa masuk dan menjadi pilihan utama masyarakat.
"Pada saat kita konsisten menutup di hulunya, Insya Allah pada akhirnya lapangan yang tadinya becek ini jadi steril, jadi bersih. Setelah lapangan itu bersih, produk lokal yang akan membanjiri, mau nggak mau, dia (konsumen) pasti akan cari (ke produk lokal)," terang Maman.
Meski begitu, Maman mengakui proses pembersihan pasar tidak bisa dipastikan selesai dalam waktu dekat. Ketika ditanya apakah bisa rampung sebelum Lebaran Idul Fitri 2026 mendatang, ia mengaku belum bisa memastikan.
"Saya belum bisa pastikan ya. Yang penting sekarang, ini yang di hulunya kita tutup dulu deh," tegasnya.
Ia juga menyebut, saat ini pedagang yang ingin benar-benar beralih usaha masih dalam proses pendataan dan komunikasi. "Belum, ini masih dalam proses," kata Maman.
"Lagi dalam proses komunikasi. Karena kan nggak sesederhana itu. Kan kita juga harus komunikasi dengan teman-teman asosiasi pedagang. Dan insya Allah besok juga kita ketemu lagi. Itu terus intensif," sambungnya.
Maman mengatakan, dalam proses komunikasi yang tengah dijalankan pemerintah saat ini, pihaknya banyak menerima masukan dan permintaan soal kondisi di lapangan dari sejumlah pedagang, termasuk soal tempat usaha.
"Makanya nih, kita juga pasca rapat koordinasi ini, juga nanti kita akan lanjutkan dengan di daerah-daerah yang terkait menjual produk-produk ini," ujarnya.
Ia memastikan pemerintah akan terus mengawal proses transisi pedagang thrifting agar ekosistem produk lokal semakin kuat dan pedagang tetap memiliki ruang untuk bergerak secara legal dan berkelanjutan.
(hoi/hoi)