MARKET DATA

Inalum Ungkap Kebutuhan Listrik untuk Jalankan Dua Proyek Smelter Baru

Verda Nano Setiawan ,  CNBC Indonesia
20 November 2025 21:40
Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Melati Sarnita menyampaikan paparan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)
Foto: Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Melati Sarnita menyampaikan paparan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan kebutuhan pasokan listrik yang cukup besar, terutama guna mendukung berlangsungnya dua proyek smelter yang tengah digarap perusahaan.

Kedua proyek yang dimaksud adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 2 di Mempawah, Kalimantan Barat serta proyek ekspansi smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.

Direktur Utama Inalum Melati Sarnita membeberkan untuk proyek SGAR Fase 2, Inalum membutuhkan pasokan listrik sebesar 932 megawatt (MW). Proyek ini diharapkan dapat beroperasi pada 2028 mendatang.

"Kebutuhan listriknya sendiri itu 932 MW, perkiraan kami itu kapasitas hitungan kita saat ini internally kapasitas terpasang itu 1,2 gigawatt, karena harus ada satu standby unit untuk memastikan availability 100% selama 360 hari per tahun," ujar Melati dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (20/11/2025).

Menurut dia, musuh terbesar dalam mengoperasikan smelter adalah listrik padam. Sebab, jika pasokan listrik terhenti smelter tidak dapat melakukan pemulihan atau recovery. Oleh karena itu, ia berharap dukungan penuh terkait pasokan listrik.

Di sisi lain, Melati membeberkan bahwa unit pembangkit listrik untuk proyek ini sejatinya tidak termasuk dalam capex Inalum. Sehingga, perusahaan hanya bergantung pada pasokan listrik yang berasal dari PLN atau Independent Power Producer (IPP).

"Karena kami sangat ingin pembangunan pembangkit itu bisa menjadi captive source untuk smelter kita," ujarnya.

Selain proyek di Kalbar, perusahaan juga menyiapkan ekspansi smelter aluminium di Kuala Tanjung melalui pembangunan potline keempat. Adapun kebutuhan listrik untuk wilayah ini sepenuhnya bergantung pada kapasitas produksi.

Misalnya saja pada 2029, tambahan listrik yang dibutuhkan mencapai 209 MW, bersamaan dengan beroperasinya new potline. Kemudian pada 2030 kebutuhan pasokan listrik naik menjadi 232 MW menyusul upgrade potline ketiga.

"Dan di end stage-nya ketika kita mencapai kapasitas produksi di 520 ribu ton, maka kebutuhan listrik kita menjadi 406 MW. Tapi angka ini berdasarkan kenaikan dari 275 menjadi 520, subject to availability listrik di Sumatra Utara," ujarnya.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rayakan HUT RI, INALUM Bantu Para Veteran


Most Popular