Internasional

7 Hasil Trump & MBS '4 Mata': Normalisasi dengan Israel, Nuklir & NATO

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 19/11/2025 10:06 WIB
Foto: REUTERS/Tom Brenner

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan hangat terjadi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), Selasa malam waktu Washington.

MBS dilaporkan melakukan perjalanan ke AS untuk pertama kalinya sejak skandal pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018, koresponden laman Washington Post, yang menyeret namanya dan membuat kedua negara tegang.


Dilaporkan sejumlah kesepakatan dibuat keduanya. Lalu apa saja?

1.Bangun Nuklir

Amerika dan Arab Saudi menandatangani perjanjian energi nuklir sipil dalam kunjungan MBS. Hal ini diumumkan Gedung Putih.

Kedua negara disebut meratifikasi deklarasi bersama tentang energi nuklir sipil yang "membangun landasan hukum bagi kemitraan energi nuklir bernilai miliaran dolar selama beberapa dekade". Ini, tegas istana Presiden AS itu, sejalan dengan "standar nonproliferasi yang kuat".

2.Penjualan F-35

Selain itu, Trump juga menyetujui paket penjualan pertahanan besar-besaran ke Arab Saudi. Ini mencakup pengiriman jet tempur canggih Amerika F-35 di masa mendatang..

Sebelum pertemuan, Trump sebenarnya sudah sesumbar soal ini. Perlu diketahui jet tempur F-35 AS, saat ini hanya dimiliki Israel di Timur Tengah.

"Kami akan melakukannya. Kami akan menjual F-35," kata Trump kepada wartawan ketika ditanya apakah Washington akan setuju untuk menjual jet-jet tersebut kepada Riyadh sebelum pertemuan hari Selasa.

"Mereka telah menjadi sekutu yang hebat," tambahnya.

3.Investasi US$ 1 T

Dalam pertemuan tersebut juga dikatakan bagaimana Arab Saudi akan berinvestasi hingga US$1 triliun (sekitar Rp 16.747 triliun) di AS. Angka ini naik dari sebelumnya US$ 600 miliar.

"Saya yakin, Bapak Presiden, hari ini dan besok, kami dapat mengumumkan bahwa kami akan meningkatkan US$600 miliar itu menjadi hampir US$1 triliun untuk investasi, investasi riil, dan peluang riil," kata sang pangeran saat tampil bersama Trump di hadapan para wartawan di Ruang Oval.

"Sekarang, Anda mengatakan kepada saya bahwa US$600 miliar itu akan menjadi US$1 triliun?" tanya Trump, yang dijawab oleh kerajaan Saudi: "Pasti".

4.Pembunuhan Khashoggi

Sementara itu, Trump membela MBS atas tudingan atas pembunuhan intelijen Saudi terhadap jurnalis Jamal Khashoggi yang berbasis di AS. Trump bahkan memuji catatan hak asasi manusia sang raja.

"Khashoggi, seorang kolumnis untuk The Washington Post dan penduduk AS, sangat kontroversial," kata Trump, saat menyambut pewaris takhta Raja Salman tersebut.

"Banyak orang tidak menyukai pria yang Anda bicarakan itu. Entah Anda menyukainya atau tidak, banyak hal terjadi, tetapi dia (sang pangeran) tidak tahu apa-apa tentang itu," kata Trump kepada para wartawan.

Khashoggi dibunuh pada tahun 2018 di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Pembunuhan dan mutilasi jurnalis tersebut, yang sebelumnya kritis terhadap penguasa Saudi, sempat memicu krisis diplomatik dan memicu kritik dari Trump, yang saat itu sedang menjalani masa jabatan pertamanya.

Para pejabat Saudi kemudian mengatakan pembunuhannya adalah operasi jahat, alih-alih sesuatu yang diperintahkan oleh pimpinan. MBS sendiri mengatakan di Gedung Putih bahwa pembunuhan itu "menyakitkan dan merupakan kesalahan besar, dan kami melakukan yang terbaik agar hal ini tidak terjadi lagi".

Di kesempatan yang sama Trump juga menegur reporter yang bertanya tentang skandal tersebut. Ia mengatakan "Anda tidak perlu mempermalukan tamu kami dengan mengajukan pertanyaan seperti itu".

Trump "sendiri memuji MBS mengatakannya sebagai "teman yang sangat baik". Menurut Trump, MBS telah melakukan pekerjaan yang "luar biasa" dalam "hak asasi manusia, dan segala hal lainnya".

"Ia tidak tahu apa-apa," tegas Trump lagi membela MBS.

5.Arab Saudi Ingin Buka Hubungan dengan Israel

MBS menekankan ke Trump bahwa kerajaannya ingin menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham yang digagas Trump. Tetapi pertama-tama membutuhkan "jalan yang jelas" menuju kenegaraan Palestina.

"Kami ingin menjadi bagian dari Perjanjian Abraham. Namun, kami juga ingin memastikan bahwa kami mengamankan jalan yang jelas menuju solusi dua negara," katanya.

"Kami akan mengupayakannya, untuk memastikan bahwa kami dapat mempersiapkan situasi yang tepat sesegera mungkin," tambahnya.

Saat didesak oleh Trump, yang mengatakan bahwa tamunya memiliki "perasaan yang sangat baik" terhadap Perjanjian Abraham, sang pangeran juga memberi jawaban menarik. Ia mengatakan menginginkan perdamaian bagi Israel dan juga palestina.

"Kami menginginkan perdamaian bagi Israel. Kami menginginkan perdamaian bagi Palestina," tegasnya.

"Kami ingin mereka hidup berdampingan secara damai di kawasan ini, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tanggal tersebut," tambahnya.

Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko pada tahun 2020 menjadi negara Arab pertama dalam beberapa dekade yang menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham, yang dipuji oleh Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebagai sebuah kemenangan diplomatik yang penting. Arab Saudi akan menjadi hadiah yang jauh lebih besar karena statusnya sebagai penjaga dua situs suci umat Islam dan pengaruhnya di dunia Arab dan Islam.

Tidak seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi telah berulang kali mengatakan bahwa negara Palestina adalah tujuannya. Netanyahu telah lama menentang solusi dua negara, meskipun ada dukungan setengah hati terhadap aspirasi Palestina dalam perjanjian gencatan senjata di Gaza yang didorong oleh Trump.

6.Kepentingan Bisnis Keluarga Trump dan Arab

Pertemuan mesra Trump dan MBS menimbulkan spekulasi konflik kepentingan. Diketahui putra-putra Trump menandatangani kesepakatan real estat besar di negara tersebut.

"Saya tidak ada hubungannya dengan bisnis keluarga. Saya sudah pergi, dan... saya telah mencurahkan 100 persen energi saya. Apa yang dilakukan keluarga saya baik-baik saja. Mereka berbisnis di mana-mana," kata Trump merujuk pada putra-putranya yang kini mengelola Trump Organization, dan telah menandatangani beberapa kesepakatan penting sejak ayah mereka kembali berkuasa.

7.Sekutu Utama Non NATO

Dalam pertemuan itu, Trump juga mengatakan bahwa ia menetapkan Arab Saudi sebagai sekutu utama non-NATO. Hal ini dikatakannya saat menjamu MBS dalam jamuan makan malam.

"Malam ini, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa kami akan meningkatkan kerja sama militer kami ke tingkat yang lebih tinggi dengan secara resmi menetapkan Arab Saudi sebagai sekutu utama non-NATO, yang merupakan sesuatu yang sangat penting bagi mereka," ujar Trump.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Bela MBS Soal Kasus Khashoggi