Ekonomi RI Tumbuh 5% Meski Ada Demo Besar-besaran, Ini Penjelasannya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan alasan dibalik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu umbuh di atas 5% pada kuartal III-2025, meskipun pada periode itu terjadi demonstrasi besar-besaran hingga berujung ricuh pada Agustus-September 2025.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengakui, sebetulnya kondisi gejolak sosial dan politik pada kuartal III-2025 memang tidak cukup baik terhadap prospek ekonomi. Terlebih lagi pada kuartal II-2025, ekonomi mampu tumbuh hingga 5,12%.
"Kita melihat bahwa kuartal ketiga kemarin kan sebenarnya cukup tidak terlalu mengembirakan kondisi sosial politiknya. Tetapi kita bisa tumbuh sekuat 5,04%, ini kabar baik sekali," kata Febrio dalam acara Evening Up CNBC Indonesia pada Rabu (5/11/2025).
Febrio menjelaskan, masih tumbuhnya perekonomian Indonesia itu tak terlepas dari geliat industri di dalam negeri yang masih tumbuh bahkan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Tercermin dari angka pengangguran yang konsisten turun saat angkatan kerja bertambah.
Angka pengangguran terakhir yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2025 sebesar 7,46 juta orang, sedikit lebih rendah dari catatan per Agustus 2024 yang sebanyak 7,47 juta orang, dan turun lebih dalam dibanding catatan per Agustus 2023 yang sebanyak 7,86 juta orang.
"Persis sekali ketika diumumkan oleh BPS sekaligus juga ditunjukkan data ketenagakerjaan. Di mana ketenagakerjaan kita berhasil menciptakan lapangan pekerjaan, dan tingkat penganggurannya turun lagi," ujar Febrio.
Menurutnya sektor industri yang mampu tumbuh di tengah tekanan gejolak sosial dan politik saat itu di antaranya industri pengolahan yang laju pertumbuhannya 5,54% dengan distribusi ke pertumbuhan PDB terbesar mencapai 19,15%. Lalu, sektor pertanian tumbuh 4,93% dengan porsi ke PDB kedua terbesar 14,35%, dan perdagangan 5,49% dengan porsi 13,19%.
"Kita sangat spesifik melihat pertumbuhan ekonomi ini bukan hanya demi pertumbuhan ekonominya, tetapi bagaimana dia menciptakan lapangan pekerjaan," ucap Febrio.
Febrio mengatakan, salah satu sektor industri yang perlu menjadi perhatian pada kuartal III-2025 adalah sektor pertanian, karena mampu tumbuh tinggi dibanding kuartal III tahun-tahun sebelumnya yang hanya di kisaran pertumbuhan 1,5%.
Geliat sektor pertanian kata dia tak terlepas dari fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang ingin memperkuat ketahanan pangan sambil mendorong kualitas penciptaan lapangan pekerjaannya.
"Kenapa ini sangat penting? 40 juta masyarakat kita itu kerja di sektor pertanian. Jadi selain kita memang membutuhkan ketahanan pangan, produksi beras, ini 15% tumbuhnya year on year. Ini juga belum pernah terjadi sebelumnya, stok kita 4 juta, dan ini langsung kesejahteraan dari 40 juta petani yang bekerja secara langsung," paparya.
(arj/mij)