Komitmen Terapkan ESG, Bank Raya Aktif Ajak Nasabah Tanam Mangrove
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG) di seluruh lini usahanya. Upaya implementasi ESG oleh Bank Raya ditunjukkan melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR), salah satunya adalah aksi penanaman mangrove yang menggandeng Yayasan Bakaumu.
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Raya Indonesia, Danar Widyantoro mengatakan, penerapan prinsip ESG pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keberlangsungan perusahaan di masa depan. Dalam hal ini, Bank Raya tengah mengelola berbagai risiko terkait isu-isu di dalam ESG.
"Tujuannya tadi adalah pencapaian kinerja perusahaan yang berkelanjutan atau berkesinambungan atau kita bilangnya sustain. Tentunya ini harapannya nanti bisa juga meningkatkan branding kami sebagai bank digital, dan juga tentunya untuk menarik investor di masa depan," ujar dia dalam exclusive interview, Jumat (17/10/2025).
Bank Raya pun ikut melibatkan para nasabah untuk berpartisipasi dalam inisiatif ESG perusahaan. Untuk itu, Bank Raya memiliki program yang disebut Mission VGNZ Program (MVP) Aksi Tanam 1000 Kebaikan. Melalui program ini, Bank Raya mengajak seluruh nasabah untuk berkontribusi pada penanaman mangrove dari setiap transaksi keuangan mereka di Aplikasi Raya.
Total nasabah yang berkontribusi dalam program Aksi Tanam 1000 Kebaikan ini mencapai lebih dari 3.500 nasabah, sedangkan pada program MVP Vaganza berhasil mencatatkan volume transaksi pada QRIS dan Top Up e-wallet sebesar Rp 660,3 juta.
Danar menyampaikan, disamping mengajak nasabah berpartisipasi pada periode MVP Vaganza yang berlangsung pada 25-26 April dan 25-26 Mei 2025, Bank Raya juga melibatkan nasabah di level bestie melakukan kegiatan penanaman mangrove bersama para nasabah tertentu yang disesuaikan dengan level membership di Aplikasi Raya
"Sekitar dua ribu nasabah kami di level Bestie turut berpartisipasi dalam program ini sehingga, di akhir program itu kita berhasil mengumpulkan lebih kurang 3.500 pohon bakau," terang dia.
Bank Raya menyebut, berkat penanaman 3.500 bibit mangrove, lebih dari 2,3 ton setara karbon dioksida (CO2eq) telah terserap sejak Maret 2025 dan akan terus bertambah. Adapun penanaman mangrove tersebut dilakukan di Pantai Mangunharjo, Semarang, Jawa Tengah, sehingga diharapkan dapat membantu melindungi ekosistem pesisir pantai utara Pulau Jawa.
Dalam melaksanakan program penanaman mangrove ini, Bank Raya turut menggandeng Yayasan Bakaumu. Danar menyebut, pemilihan Yayasan Bakaumu dilakukan lantaran Yayasan Bakaumu sendiri memiliki pengalaman panjang dalam menjaga ekosistem lingkungan hidup sejak 2017, yang mana yayasan ini telah berkontribusi besar di berbagai daerah Tanah Air.
"Kami yakin bahwa Bakaumu dapat memberikan dampak kerja sama yang optimal, bukan hanya sekadar pelaksanaan penanaman bakaunya, tapi juga terkait dengan monitoring dan pemeliharaan ke depan dan juga dampak secara sosial lingkungan terhadap masyarakat di sekitar area ini," ungkap Danar.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Bakaumu, Muhamad Nasir menyampaikan, Saat ini sudah merupakan kewajiban bagi seluruh komponen masyarakat di seluruh dunia untuk menjaga keseimbangan alam, sehingga diperlukan suatu mekanisme yang bisa mengurangi dampak perubahan iklim. Hal ini kemudian diterjemahkan dalam prinsip ESG, di mana seluruh pihak berkesempatan berkontribusi pada lingkungan yang salah satunya diwujudkan dengan mengurangi emisi dari berbagai aktivitas.
"Nah, pilihan yang paling optimal saat ini adalah di penanaman pohon mangrove, karena mangrove sendiri mampu mengurangi emisi 5 kali lebih banyak dibanding dari penanaman yang ada di daratan," jelas dia.
Lantas, selain membantu Bank Raya dalam merealisasikan Aksi Tanam 1000 Kebaikan, Yayasan Bakaumu juga berkomitmen untuk menjaga dan merawat ribuan bibit mangrove yang sudah tertanam. Yayasan ini juga ikut menantu melakukan penyulaman bagi tanaman mangrove yang rusak.
(dpu/dpu)