Aprisindo Ungkap Potensi Besar Industri Alas Kaki Indonesia

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
Sabtu, 18/10/2025 18:05 WIB
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Tangerang, CNBC Indonesia - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyebut industri alas kaki Indonesia memiliki potensi luar biasa. Sektor ini dinilai memiliki kemampuan untuk meningkatkan ekspor secara signifikan.

Ketua DPD Asosiasi Persepatuan Indonesia Jawa Barat, Henny Setiadi mengatakan, industri alas kaki merupakan bagian dari industri padat karya, di mana lebih dari 30% biaya produksinya ditujukan untuk membayar upah tenaga kerja. Alas kaki termasuk sektor yang berorientasi ekspor. Sebab, dari 900 juta pasang alas kaki yang diproduksi Indonesia setiap tahun, sekitar 60% di antaranya dijual ke pasar internasional.

"Nah tujuan ekspor utama kita adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, UK (United Kingdom), dan China," ujar Henny dalam Seminar Trade Expo Indonesia 2025 bertajuk "Indonesian Business Potentials in Latin America through Peru CEPA and Chile CEPA" di ICE, Tangerang, Sabtu (18/10/2025).


Saat ini, kompetitor utama Indonesia di industri alas kaki adalah Vietnam yang berada dalam satu kawasan Asia Tenggara. Negara tersebut mampu memproduksi 1.300 juta pasang alas kaki per tahun dengan porsi 90% ditujukan ke pasar ekspor.

Tak hanya Vietnam, pesaing lainnya adalah China yang mampu memproduksi 9.000 juta pasang alas kaki per tahun dengan porsi penjualan ekspor sebesar 73%. Namun, produksi alas kaki China berpotensi menurun seiring efek perang tarif dengan Amerika Serikat (AS).

Indonesia sendiri merupakan negara pengekspor alas kaki terbesar ketiga di dunia. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Vietnam. Namun, Henny mencatat selisih porsi ekspor antara Indonesia dan Vietnam tergolong besar. Vietnam mampu mengambil porsi ekspor sebesar 9,51% sedangkan Indonesia hanya 3,17%.

Kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh AS tentu menjadi tantangan bagi eksportir alas kaki Indonesia. Meski sudah ditetapkan tarif impor sebesar 19%, hal ini akan menimbulkan persaingan yang lebih ketat dengan eksportir alas kaki negara-negara lainnya.

Oleh karena itu, Aprisindo berharap perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akan berdampak positif bagi kelangsungan bisnis alas kaki nasional. Perjanjian tersebut diyakini akan membuka peluang lebih besar bagi eksportir alas kaki Indonesia untuk masuk ke pasar negara-negara Eropa.

"Pasar Uni Eropa ini menjadi pasar alternatif yang bisa menggantikan pasar Amerika Serikat," tandas dia. 


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trade Expo Indonesia 2025 Siap Genjot Ekspor & Tarik Investasi