Pengusaha Sepatu RI Kena Pukul Tarif 19%, Berharap IEU-CEPA Resmi Deal

Damiana, CNBC Indonesia
04 September 2025 14:35
Ilustrasi sepatu. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi sepatu. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Uni Eropa (UE) telah resmi merampungkan perundingan untuk rencana perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kerja sama ini salah satunya akan membebaskan tarif bea masuk atas sejumlah barang dan komoditas Indonesia ke seluruh 27 negara kawasan UE.

Pengusaha alas kaki/ sepatu di Indonesia pun tengah menanti perkembangan rencana kerja sama ini. IEU-CEPA diharapkan bisa jadi angin segar bagi ekspor sepatu/ alas kaki Indonesia di tengah berlakunya tarif impor 19% yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) atas produk Indonesia.

Apalagi, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Yoseph Billie Dosiwoda, menjelang momen Natal 2025-Tahun Baru 2026, IEU-CEPA akan jadi peluang emas genjot sepatu Indonesia. Di momen-momen ini, dengan IEU-CEPA berlaku, bea masuk sepatu/ alas kaki Indonesia akan bebas alias nol persen. Sehingga akan mendorong peningkatan ekspor ke kawasan tersebut.

Aprisindo mencatat, nilai ekspor alas kaki/ sepatu Indonesia tahun 2024 mencapai US$7,08 miliar. Sementara ekspor ke AS mencapai US$2,39 miliar dan ke UE sebanyak US$1,72 miliar. Ke China, nilai ekspor alas kaki/ sepatu RI tahun 2024 adalah US$594,41 juta, turun dari tahun 2023 yang mencapai US$692,04 juta.

"Amerika merupakan pasar terbesar bagi ekspor alas kaki Indonesia. Bagi industri padat karya alas kaki, tarif AS 19% yang sudah berjalan per Agustus memberikan dampak pukulan yang cukup berat. Pasar di dalam negeri AS dengan daya beli masyarakat menurun karena kenaikan bea masuk," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/9/2025).

Karena itu, dia berharap perundingan IEU-CEPA bisa sesuai jadwal yang diharapkan, September 2025 ini. Untuk membuka peluang baru dan perluasan akses bagi pasar ekspor RI ke Uni Eropa.

"Aprisindo berharap kepada Presiden dan Kementerian Koordinator Ekonomi untuk berkomitmen dalam melakukan lobby perundingan dalam mewujudkan keberhasilan IEU-CEPA di bulan ini," ujarnya.

Hanya saja, lanjutnya, upaya perluasan pasar ekspor ini juga masih butuh tambahan dukungan dari dalam negeri. Di antaranya, imbuh Billie, dengan upaya penyederhanaan aturan (deregulasi) yang sudah dimulai pemerintah. Hal ini, ucapnya, dibutuhkan untuk mendukung iklim industri yang kondusif.

"Salah satunya yang amat penting adalah kemudahan expor dengan menghapus PPn Subcont biaya tambahan dan impor memperoleh bahan baku, berbagai proses perizinan dengan syarat administrasi dan teknis yang memudahkan, intensif fiskal seperti diskon harga gas dan listrik dan jaminan penegakan hukum (law enforcement) keamanan dalam menyelenggarakan industri," papar Billie.

Rencana Diteken September 2025

Sebelumnya, Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič telah menandatangani exchange letter. Dokumen ini jadi jadi pedoman untuk mengakselerasi penyelesaian perjanjian IEU-CEPA.

Penandatanganan dilakukan setelah pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kantor Pusat Uni Eropa Berlaymont Building, Brussel, pada Minggu 13 Juli 2025.

Airlangga mengatakan, pemerintah akan merampungkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk kemudian diteken oleh Maroš Šefčovič.

"Saya telah berbicara dengan Komisaris Maroš Šefčovič dan beliau berencana datang ke Jakarta pada bulan September untuk menandatangani dokumen tersebut," kata Airlangga, Juli 2025 lalu.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fix! RI-Eropa Kebut Penyelesaian IEU-CEPA Saat Trump Tantrum

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular