Aprisindo Ungkap Potensi Besar Industri Alas Kaki Indonesia

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
18 October 2025 18:05
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu gunung mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (7/6/2021). Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. Usmar Ismail (42) mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online," jelasnya Usmar Ismail. Kedua, pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan. Dan terakhir, penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk. Saat ini, usahanya terus berkembang dan membuatnya merekrut banyak pegawai. Saat ini jumlah pegawainya sudah lebih dari 30 orang. Sebelumnya, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mendata peredaran alas kaki di pasar ritel berada di posisi 50-75 persen menuju kondisi prapandemi Covid-19. Namun, utilisasi industri alas kaki nasional masih berada di bawah level 40 persen. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Tangerang, CNBC Indonesia - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyebut industri alas kaki Indonesia memiliki potensi luar biasa. Sektor ini dinilai memiliki kemampuan untuk meningkatkan ekspor secara signifikan.

Ketua DPD Asosiasi Persepatuan Indonesia Jawa Barat, Henny Setiadi mengatakan, industri alas kaki merupakan bagian dari industri padat karya, di mana lebih dari 30% biaya produksinya ditujukan untuk membayar upah tenaga kerja. Alas kaki termasuk sektor yang berorientasi ekspor. Sebab, dari 900 juta pasang alas kaki yang diproduksi Indonesia setiap tahun, sekitar 60% di antaranya dijual ke pasar internasional.

"Nah tujuan ekspor utama kita adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, UK (United Kingdom), dan China," ujar Henny dalam Seminar Trade Expo Indonesia 2025 bertajuk "Indonesian Business Potentials in Latin America through Peru CEPA and Chile CEPA" di ICE, Tangerang, Sabtu (18/10/2025).

Saat ini, kompetitor utama Indonesia di industri alas kaki adalah Vietnam yang berada dalam satu kawasan Asia Tenggara. Negara tersebut mampu memproduksi 1.300 juta pasang alas kaki per tahun dengan porsi 90% ditujukan ke pasar ekspor.

Tak hanya Vietnam, pesaing lainnya adalah China yang mampu memproduksi 9.000 juta pasang alas kaki per tahun dengan porsi penjualan ekspor sebesar 73%. Namun, produksi alas kaki China berpotensi menurun seiring efek perang tarif dengan Amerika Serikat (AS).

Indonesia sendiri merupakan negara pengekspor alas kaki terbesar ketiga di dunia. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Vietnam. Namun, Henny mencatat selisih porsi ekspor antara Indonesia dan Vietnam tergolong besar. Vietnam mampu mengambil porsi ekspor sebesar 9,51% sedangkan Indonesia hanya 3,17%.

Kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh AS tentu menjadi tantangan bagi eksportir alas kaki Indonesia. Meski sudah ditetapkan tarif impor sebesar 19%, hal ini akan menimbulkan persaingan yang lebih ketat dengan eksportir alas kaki negara-negara lainnya.

Oleh karena itu, Aprisindo berharap perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akan berdampak positif bagi kelangsungan bisnis alas kaki nasional. Perjanjian tersebut diyakini akan membuka peluang lebih besar bagi eksportir alas kaki Indonesia untuk masuk ke pasar negara-negara Eropa.

"Pasar Uni Eropa ini menjadi pasar alternatif yang bisa menggantikan pasar Amerika Serikat," tandas dia. 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kena Tarif Trump 19%, Bos APINDO-Pengusaha Sepatu Bilang Gini

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular