Senasib! Pedagang Ban Bekas Teriak Ditinggal Pembeli-Toko Sepi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
20 August 2025 09:25
Kondisi toko penjual ban mobil baru di Kampung Melayu sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Foto: Kondisi toko penjual ban mobil baru di Kampung Melayu sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ban yang sedang lesu tak hanya terjadi di pedagang ban baru, melainkan juga terjadi di pedagang ban bekas. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Tebet, Jakarta Selatan, beberapa toko yang menjual ban bekas, terutama untuk mobil juga mengaku sepi.

Sudar, salah satu pedagang ban mobil bekas mengungkapkan tokonya juga sepi, layaknya toko ban baru. Padahal, lokasi tokonya cukup strategis di tepi jalan raya.

"Nggak ramai, sama, sepi juga, ga ada tuh yang bilang pembeli banyak beralih beli ban bekas, nyatanya di sini juga sepi," kata Sudar saat ditemui CNBC Indonesia, Selasa (19/8/2025).

Sudar mengungkapkan sepinya pembeli ban bekas membuat omzetnya turun drastis hingga 30% lebih.

"Ya sama seperti yang jual ban baru, di sini omzetnya juga turun, ada mungkin 30%, sudah enam bulan begini kondisinya," terangnya.

Kondisi toko penjual ban mobil baru di Kampung Melayu sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)Foto: Kondisi toko penjual ban mobil baru di Kampung Melayu sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Kondisi toko penjual ban mobil baru di Kampung Melayu sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Begitu juga Arto, pedagang ban bekas lainnya yang lokasinya tak jauh dari Sudar, mengaku pembeli makin sepi. Bahkan hari ini saja, ban bekas yang Ia jual belum laku satupun.

"Saya sih ngomong sebenarnya ya, kalau dibilang sepi, ya beneran sepi, gak ada tuh dari yang baru pada pindah ke sini, sama saja, malah hari ini saja belum ada yang laku satupun," kata Arto.

Arto pun menambahkan penjualannya saat ini hanya bisa mampu untuk menghidupi keluarganya dan terkadang hasil penjualan ban bekasnya masih lebih rendah dari modalnya.

"Sekarang susah ya, ini aja kalau laku satu ban, ya yang di dapat lebih rendah dari modal, misal modalnya Rp 100.000, dijual satu ya bisa di bawah Rp 100.000, jadinya kurang kan, apalagi kalau tidak terjual satupun, ujung-ujungnya nombok kita," ujarnya.

Bahkan menurutnya, kini masyarakat terutama pengguna mobil lebih memilih untuk jarang mengganti ban, kecuali memang kondisinya sudah tidak memungkinkan.

"Sekarang tampaknya masyarakat cenderung lebih memilih untuk ganti ban tidak sering-sering. Selama masih belum ada yang rusak, dipakai saja, ya kalau ada ban cadangan, pakainya itu, kalau misal bolong karena tertusuk paku, ya tinggal ditambal saja," terangnya.

Adapun harga ban bekas yang ditemui CNBC Indonesia jauh lebih murah dari ban baru, yakni berkisar Rp 50.000 hingga Rp 200.000. Sedangkan untuk ban baru biasanya paling murah sebesar Rp 200.000 dan yang termahal sudah mendekati Rp 1 juta.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang di Mangga Dua Teriak, Jualan Sepi Bak Kuburan-Bikin Bengong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular