
Pembeli Ban Kabur-Toko Jadi Sepi, Pedagang Ungkap Biang Keroknya Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ban baru baik motor mapun mobil di Kampung Melayu makin lama makin sepi pembeli. Pedagang menduga salah satu faktor utama adalah daya beli masyarakat yang tengah lesu.
Efeknya, pembeli ban kini beralih ke ban bekas. Alasannya klasik, ban bekas biasanya jauh lebih murah dibandingkan dengan ban baru. Beberapa pedagang ban baru yang disambangi oleh CNBC Indonesia di Kampung Melayu, Jakarta Timur mengaku ban bekas kini lebih diminati.
Sano, pedagang ban baru motor mengatakan banyak yang beralih ke ban bekas.
"Mungkin ya, ini mungkin ya, sekarang orang-orang lebih memilih beli ban bekas, terutama motor, mungkin karena harganya lebih murah, dan mudah didapatkan karena banyak di toko tambal ban," ungkap Sano kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/8/2025).
Meski begitu, pihaknya mengingatkan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati, karena ban bekas lebih berisiko cepat rusak.
"Ya yang penting lebih berhati-hati saja, namanya bekas kan kondisinya kita tidak tahu, apakah memang masih bagus atau engga," tambahnya.
![]() Gerai-gerai ban motor tampak sepi di Kampung Melayu Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi) |
Namun, berbeda yang diungkap oleh Parman, pengelola toko Dewa Ban. Dia tidak dapat memastikan sepinya pembeli diakibatkan oleh banyaknya yang beralih ke ban bekas.
"Kalau sepi karena banyak yang pindah beli ban bekas, nggak tahu benar apa tidak, intinya sih karena daya beli sedang lesu," ucap Parman.
Sementara itu Jono, penjual ban baru untuk mobil, mengakui adanya pergeseran pembeli dari sebelumnya membeli ban baru kemudian membeli ban bekas. Apalagi, penjual ban bekas biasanya berada di tepi jalan.
"Mungkin ya orang-orang beralih ke ban bekas. Apalagi yang jual biasanya dipinggir jalan, jualan utamanya ya tambal ban, tapi sekalian jual ban bekas," terang jono.
Meskipun harga yang ditawarkan pasti jauh lebih murah dibanding ban baru, namun katanya konsumen harus berhati-hati membeli ban bekas. Seperti berkurangnya usia pakai karena ban tersebut sudah dipakai dulu oleh pemilik sebelumnya. Akibatnya waktu penggantian ban pun menjadi lebih cepat.
Selain itu konsumen ban bekas tidak mendapatkan garansi bila terjadi kerusakan. Setelah ban bekas dibeli, apa yang terjadi selanjutnya adalah tanggung jawab pembeli sepenuhnya.
"Kondisinya belum tentu sepenuhnya masih baik, bisa saja sudah mengalami kerusakan," ujarnya.
Pedagang lainnya Ferni menambahkan sepinya pembeli dalam beberapa waktu terakhir juga disebabkan oleh mulai beralihnya pembeli ke toko online.
"Iya, juga akibat toko online ya, apalagi harganya relatif lebih murah, kemudian banyak yang juga sudah bisa pasang sendiri," ujar Ferni.
Parman juga mengungkapkan pembeli mulai membeli ban dari toko online. Apalagi harganya juga jauh lebih murah.
"Toko online mungkin jadi salah satu penyebab pembeli sudah mulai jarang ke sini, murah-murah lagi harganya," terangnya.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kantor Sri Mulyani Beri Bukti Daya Beli Warga RI Kuat
