Pembeli Tiba-Tiba Menghilang, Toko Ban di Kampung Melayu Sunyi Sepi
Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib pedagang penjual ban baru tampaknya sedang tidak bagus. Sebab penjualan tengah lesu. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Kampung Melayu Jakarta Timur, tampak gerai-gerai ban motor sepi. Bahkan, bengkel mobil yang juga menjual ban baru juga sepi.
Salah satu pedagang ban baru bernama Ferni mengungkapkan tren kondisi sepinya pembeli ban baru di Kampung Melayu sudah terasa sejak enam bulan terakhir.
"Iya sepi pembeli, sudah sekitar 6 bulan ya, dulu ramai beli di sini, sekarang ya paling langganan aja, yang biasanya punya motor-motor tua," kata Ferni saat ditemui CNBC Indonesia, Selasa (19/8/2025).
Soal harga, Ferni menjual ban dengan kisaran Rp 200.000 hingga Rp 500.000. Menurut Ferni harganya standar, tidak ada kenaikan.
"Itungannya normal, gak ada kenaikan harga, boro-boro mau naikkan harga, pembeli aja sepi," ucapnya.
Sementara itu, Ahmad, pekerja di bengkel mobil yang juga menjual ban mobil di Kampung Melayu, Jakarta Timur juga mengungkapkan hal yang sama.
"Ya begini memang, sepi sejak 6 bulan terakhir, per hari kadang bisa belasan, kadang gak lebih dari 10 orang (yang ganti ban)," kata Ahmad.
Ia pun tidak mengetahui penyebab pasti menghilangnya para pembeli ban baru. Tetapi dia menduga penyebabnya adalah daya beli masyarakat yang lesu.
"Dulu, sekitar tahun 2010 ke atas, sebelum Covid-19 lah, di sini ramai hingga kami kewalahan, sekarang ya paling cuma kami berdua pekerja yang buat ganti ban," terangnya.
Begitu juga Parman, pengelola toko ban motor Dewa Ban. Dia juga heran kenapa kondisinya sekarang mulai sepi.
"Iya betul, lagi sepi, sekarang ya paling banyak belasan pelanggan, dan itu gak pasti," timpal Parman.
Parman mengungkapkan daya beli masyarakat menjadi salah satu penyebab tokonya sepi pembeli.
"Mungkin daya beli ya yang sedang lesu, jadi mereka cari-cari yang murah," ujarnya.
Sementara itu Jono, pedagang ban mobil juga mengungkapkan kondisinya mulai berbeda dalam beberapa bulan terakhir, di mana pembeli yang biasanya memadati tokonya, kini mulai sepi.
"Iya dibilang sepi iya, tapi tetap aja ada yang datang, mungkin tak seramai dulu ya," kata Jono.
(chd/wur)