CT Ungkap Biang Kerok Munculnya Rojali dan Rohana Serbu Mal RI

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
06 August 2025 12:27
Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung menjadi salah satu pembicara kunci dalam sesi diskusi LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). Dalam sesi ini, CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, mengungkapkan soal fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' yang bikin gempar Indonesia.

Menurut CT, fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' karena daya beli masyarakat Indonesia yang tengah turun.

"Ini Rojali dan Rohana jadi memang kita akui bahwa daya beli masyarakat itu sedang turun karena yang pertama kelas menengah kita turun," tegas CT.

CT pun membuka data bahwa hampir 10 juta kelas menengah RI turun ke bawah.

"Itu data statistik sampai akhir tahun lalu aja hampir 10 juta kelas menengah turun ke bawah," sebutnya.

Suasana pengunjung di Pusat Perbelajan Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Suasana pengunjung di Pusat Perbelajan Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Suasana pengunjung di Pusat Perbelajan Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Kemudian faktor lainnya adalah banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Angka PHK yang tinggi ini berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.

"Kedua kita tahu PHK banyak dimana-mana sehingga berpengaruh pada daya beli," sebutnya.

Faktor itu berdampak pada mal. Sekarang kata CT, mal bukan menjadi tempat masyarakat untuk berbelanja. Tapi berubah fungsi menjadi tempat nongkrong dan makan.

"Tren sekarang, orang datang ke mal ngapain? shopping? nggak. Datang ke mal itu makan, makanya jualan makanan. Makanan pun harus yang kekinian. Anak sekarang semua harus pakai keju, ada kopi pake keju jadi ini aneh tapi ini kekinian nggak bsa berlangsung lama karena tahun depan nggakk kekinian lagi. Jadi kreatifitas menjadi kata kunci," tegas CT.

Kemudian kata CT mal jadi tempat hiiburan, tempat dimana masyarakat ingin menonton atau mengajak anaknya bermain. Lalu mal juga bergeser menjadi tempat sport.

"Tren sport itu sedang in, aktivitas seperti pilates dan lain-lain itu lagi tren, jadi follow the tren, jadi siapa yang bisa ikuti tren, buy the future by the present value itu lah yang akan sukses," sebutnya.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mal RI Diserbu 'Rohana' dan 'Rojali', Pengusaha Teriak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular