Sri Mulyani Ungkap 'Tangan-Tangan' yang Bantu Ekonomi Capai 5,12%
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan peranan pemerintah, melalui APBN, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Terbukti, menurutnya, peranan APBN ini mampu membawa ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan (year on year/yoy).
"Ini merupakan pertumbuhan meskipun dalam suasana dinamika global memunculkan ketidakpastian," papar Sri Mulyani dalam konferensi pers realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025, Selasa (5/8/2025).
Sri Mulyani pun mengakui bahwa pemerintah akan terus mengoptimalkan peranan untuk terus mendukung perekonomian melalui fungsi alokasi dan distribusi serta stabilisasi APBN.
Menurutnya, ketika persepsi pelemahan ekonomi muncul, pemerintah menggunakan APBN untuk menjaga stabilitas dan optimisme.
Terbukti, dengan sejumlah stimulus yang diluncurkan pemerintah, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh sebesar 4,97% pada kuartal II-2025. Konsumsi yang tumbuh tinggi ini ditopang oleh konsumsi transportasi dan restoran.
"Pengeluaran masyarakat terutama untuk bidang transportasi, restoran sejalan dengan mobilitas masyarakat terutama libur sekolah yang merupakan target pemerintah untuk menstimulasi kegiatan melalui berbagai insentif yang diberikan," kata Sri Mulyani.
Adapun, stimulus insentif yang terkait dengan mobilitas ini adalah diskon tarif transportasi, mulai dari kereta api, bus antar kota hingga pesawat. Pemerintah pada masa libur Lebaran hingga libur sekolah memang memberikan diskon dengan menurunkan PPN tarif transportasi. Bahkan, pemerintah juga memberikan diskon tarif tol pada periode tersebut.
"Tarif transportasi yang didiskon melalui PPN-nya yg diturunkan sehingga hari libur mampu menstimulus perekonomian dengan support APBN," tegasnya.
Dia mengklaim insentif ini memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga daya beli masyarakat. Selain diskon transportasi dan tarif tol,
pemerintah juga memberikan bantuan subsidi upah (BSU). Sri Mulyani menuturkan insentif ini memberikan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga.
Tidak hanya itu, konsumsi rumah tangga juga didorong oleh adanya pencairan gaji ke-13 PNS pada kuartal II-2025.
"BSU ini langsung masuk ke dalam akunnya masing-masing pekerja formal dan tentu ini langsung menciptakan juga multiplier melalui konsumsi rumah tangga. Selain itu pada kuartal ke-2 dilakukan pencairan gaji ke-13 yang nilainya cukup signifikan lebih dari Rp 37 triliun," ujar Sri Mulyani.
(haa/haa)