Kemendag Ungkap Ritel Modern Was-Was Terima Beras, Tegaskan Stok Aman

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
04 August 2025 16:55
Stok beras premium di beberapa gerai ritel modern di kawasan Jakarta Selatan tampak kosong setelah adanya penindakan kasus beras oplosan baru-baru ini. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Foto: Stok beras premium di beberapa gerai ritel modern di kawasan Jakarta Selatan tampak kosong setelah adanya penindakan kasus beras oplosan baru-baru ini. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menegaskan tidak pernah menginstruksikan penarikan beras dari rak-rak ritel modern di tengah maraknya temuan beras yang tak sesuai mutu dan klaim pada label kemasan. Namun demikian, sejumlah peritel tetap memilih menarik stok dari display demi alasan kehati-hatian.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iqbal Shoffan Shofwan menanggapi langkah ritel modern yang tidak lagi memajang beras di gerai meskipun pemerintah hanya mengimbau penyesuaian harga, bukan penarikan.

"Melalui surat Bapanas kan sudah ada tuh, kepada Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) untuk tetap melayani konsumen dalam konteks pembelian beras. Nah, memang kemarin kita juga komunikasi dengan Aprindo. Aprindo itu sebenarnya nggak menarik. Cuma sekarang itu lebih berhati-hati menerima beras baru dari distributor," ujar Iqbal saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Ia menjelaskan, anggota Aprindo kini sangat teliti sebelum menerima dan memajang stok beras. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan mutu dan label seperti yang ditemukan oleh Satgas Pangan beberapa waktu belakangan ini.

"Mereka betul-betul melakukan pengecekan. Jangan sampai nanti ujung-ujungnya yang repot di mereka juga. Mereka harus pastikan apa yang tercantum dalam kemasannya, beratnya berapa, mereka verifikasi. Kemudian SNI-nya bagaimana, mereka juga verifikasi. Sehingga memang beras-beras yang dipajang pada akhirnya dari gerai-gerai anggota Aprindo itu agak lambat perputarannya," jelasnya.

Saat ditanya apakah kondisi ini menyebabkan kelangkaan beras, lantaran ditarik dari pasar, Iqbal membantah. Ia menegaskan, proses verifikasi adalah alasan utamanya.

"Memverifikasi. Jadi memang Aprindo dengan anggotanya sekarang ini berhati-hati. Tujuannya baik agar mereka juga aman berjualannya dan konsumen juga nyaman membelinya," tuturnya.

Terkait kabar beberapa ritel mengembalikan stok ke distributor, Iqbal tidak menampik kemungkinan itu terjadi. "Mungkin ada beberapa yang diretur kalau misalnya mereka menemukan ketidaksesuaian. Tapi kalau misalnya informasi yang ada di dalam pack dan isinya itu sama, mereka akan tetap jual," ujar Iqbal.

Ia memastikan, secara nasional ketersediaan beras masih sangat mencukupi. "Aman, stok beras apalagi. Stok beras itu kita berdasarkan data itu sangat cukup," tegasnya.

Pemerintah Tak Larang Ritel Modern Tarik Barang

Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Moga Simatupang. Ia membantah adanya perintah pemerintah untuk menarik produk dari pasar.

"Nggak, nggak ada perintah menarik, tapi menyesuaikan harganya," ujar Moga.

Ketika ditanya soal sikap pemerintah terhadap ritel modern yang tetap menarik stok dari rak, Moga menyatakan hal itu merupakan keputusan bisnis masing-masing ritel.

"Nggak, yang jelas pemerintah tidak minta menarik. Pemerintah hanya minta supaya ritel modern menyesuaikan harga terhadap komoditas beras yang tidak sesuai takaran kemarin dan mutunya juga," jelasnya.

Meski begitu, Moga menegaskan langkah penarikan tidak dilarang selama tujuannya untuk menjaga mutu dan ketertiban distribusi.

"Tapi kalau mereka mau menyesuaikan juga nggak apa-apa. Tapi untuk mencegah kelangkaan kan pemerintah tidak merekomendasikan untuk ditarik, tapi menyesuaikan harganya," ucap Moga.

Sebelumnya, Ketua Umum Aprindo Solihin mengakui pihaknya memang menarik beras yang dinilai bermasalah dari rak-rak ritel modern. Ia berdalih bahwa langkah ini diambil untuk menjaga ketenangan anggota dan menjaga kepercayaan konsumen.

"Yang barang terindikasi, yang telah diumumkan ada pengoplosan itu kita tarik dari display," ujar Solihin kepada CNBC Indonesia, Sabtu (3/8/2025).

"Ya... sesuai dengan yang diumumkan oleh pemerintah melalui pihak kepolisian. Imbauan memang ada permintaan untuk tidak menarik. Tetapi di lapangannya kan berbeda ya. Jadi kita peritel juga tidak mau mengambil risiko. Sehingga pendisplayan atas barang tersebut sudah kita tarik dari rak-rak, untuk tidak kita display. Dan dalam waktu dekat kita akan kembalikan kepada supplier," lanjutnya.

Ia mengungkapkan, service level atau tingkat keterpenuhan barang kini sudah anjlok jauh di bawah 60% karena banyak produk tidak lagi dijual. Meski stok di gudang tersedia, sebagian besar akan diretur ke pemasok karena tidak sesuai label atau mutu.

"Stok di gudang banyak sekali dan saya akan retur atau kembalikan barang tersebut. (Jadi) kita tarik ke gudang, nanti kita akan membicarakan dengan pemasok untuk kita lakukan pengembalian," tutup Solihin.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produsen Beras Tiba-Tiba Minta Ritel Turunkan Harga Rp 1.000, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular