Internasional

Trump Beri Ancaman Baru ke Putin, Deadlinenya 12 Hari dari Sekarang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 July 2025 05:30
FILE PHOTO: Russia's President Vladimir Putin talks to U.S. President Donald Trump during their bilateral meeting at the G20 summit in Hamburg, Germany, July 7, 2017.  REUTERS/Carlos Barria//File Photo
Foto: REUTERS/Carlos Barria//File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump pada Senin (28/7/2025) menetapkan tenggat waktu, yaitu 10 atau 12 hari, bagi Rusia untuk mencapai kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi konsekuensinya. Hal ini menggarisbawahi rasa frustrasi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas konflik yang telah berlangsung selama 3,5 tahun tersebut.

Trump telah mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia dan negara-negara pembeli ekspornya jika tidak ada kemajuan. Tenggat waktu baru ini menunjukkan bahwa presiden AS siap untuk menindaklanjuti ancaman-ancaman tersebut setelah sebelumnya ragu-ragu.

Berbicara di Skotlandia, tempat ia mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Eropa dan bermain golf, Trump mengatakan ia kecewa dengan Putin dan memperpendek tenggat waktu 50 hari yang telah ia tetapkan untuk masalah ini awal bulan ini.


"Saya akan membuat tenggat waktu baru sekitar ... 10 atau 12 hari dari hari ini," kata Trump kepada para wartawan saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. "Tidak ada alasan untuk menunggu... Kami hanya tidak melihat adanya kemajuan."

Trump mengindikasikan ia tidak tertarik untuk berunding lebih lanjut dengan Putin. Ia mengatakan sanksi dan tarif akan digunakan sebagai hukuman bagi Moskow jika tidak memenuhi tuntutan Trump.


"Tidak ada alasan untuk menunggu. Jika Anda tahu apa jawabannya, mengapa menunggu? Dan itu akan berupa sanksi dan mungkin tarif, tarif sekunder," kata Trump. "Saya tidak ingin melakukan itu terhadap Rusia. Saya mencintai rakyat Rusia."

Belum ada komentar langsung dari Kremlin terkait peringatan dan tenggat waktu yang diberikan oleh Trump. Di sisi lain, Ukraina menyambut baik pernyataan tersebut.

"Terima kasih Presiden Trump karena bersikap teguh dan menyampaikan pesan perdamaian yang jelas melalui kekuatan," kata kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak.

Trump telah berulang kali menyuarakan kekesalannya terhadap Putin karena terus menyerang Ukraina meskipun ada upaya AS untuk mengakhiri perang. Trump telah menonjolkan keberhasilannya di bagian lain dunia, tempat AS membantu menengahi perjanjian damai, dan merasa tersanjung oleh sejumlah pemimpin yang menyarankan agar ia diberi Hadiah Nobel Perdamaian.

Di sisi lain, Ukraina telah mengusulkan pertemuan puncak antara Putin dan Zelensky sebelum akhir Agustus. Akan tetapi, Kremlin mengatakan bahwa tenggat waktu tersebut tidak mungkin dan bahwa pertemuan tersebut hanya dapat terjadi sebagai langkah terakhir untuk mencapai perdamaian.


Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa jika Barat menginginkan perdamaian sejati dengan Ukraina, mereka harus berhenti memasok senjata ke Kyiv.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanpa Trump, Tim Putin-Zelensky Bakal Empat Mata di Turki

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular